Berteman Dengan Hati

thumb_temanataufriend Ber-awal dari obrolan ringan dengan my angel, dengan celoteh spontan-nya tentang apa dan bagaimana seharus-nya men-jadi se-orang teman.

Sejak kita kecil, kita sudah di-ajar-kan, belajar, dan yang pasti tahu dengan yang nama-nya teman, kawan, atau lebih dekat lagi yang nama-nya sahabat. Dan aku yakin kita semua pasti memiliki minimal seorang teman, seorang kawan, atau mungkin seorang sahabat yang menjadi tempat kita ber-cerita, hang-out bareng, nge-laku-in hal gokil bareng, ber-amal bareng, de el el. šŸ˜‰

Nah, sekarang aku mau tanya ke kita semua, ter-masuk ke diri-ku sendiri, aku ber-teman, men-jadi teman, atau memiliki teman dengan apa?

Ber-kenal-an dan kemudian men-jadi teman tentu saja dengan mudah kita lakukan saat ini, bahkan dengan dukungan internet yang luas, kita bisa ber-kenal-an dengan siapa saja, ber-teman dengan siapa saja meskipun belum pernah ketemu, jauh berbeda dengan zaman dulu ketika istilah “TIdak Kenal Maka Tidak Sayang” sangat populer di-tengah-tengah kita.

Tapi apa kita sudah siap men-jadi teman bagi teman kita, dan sebalik-nya apa mereka siap jadi teman bagi kita? Kalau di-runut sesuai dengan kategori per-teman-an versi extremusmilitis šŸ˜› , ada beberapa hal yang men-jadi patokan dasar untuk men-jadi teman, antara lain:

  1. Tidak mem-permasalah-kan suku, agama, dan ras yang ter-nyata pada ke-nyata-an-nya masih men-jadi syarat utama bagi banyak orang untuk mau men-jadi se-orang teman šŸ˜¦
  2. Tidak peduli kaya atawa miskin, gemuk atawa kurus, jelek atawa cantik / ganteng, gaul nggak gaul-nya. Bukan-kah tidak ada yang sempurna? šŸ‘æ 
  3. Tidak hanya ber-teman karena ke-butuh-an saja, atau karena tuntutan lingkung-an, atau karena pe-kerja-an. Ini yang nama-nya ber-ada dalam level egosentris yang cukup akut šŸ˜¦ 
  4. Ada pada saat di-butuh-kan, mem-beri ketika di-minta, menerima ketika di-beri-kan

Nah, beberapa patokan di-atas bagi-ku sangat penting (selain tentu saja hal-hal lain yang aku tidak beber-kan di-sini), karena kalau kita mau jujur se-jujur-jujur-nya, aku yakin kita semua belum tentu bisa memenuhi-nya dengan sempurna. Sering sekali kita masih melihat bibit, bobot dan bebet sebelum siap men-jadi seorang teman. Dan bagi-ku itu salah!!!.

Karena aku memilih dan ingin ber-teman dengan hati, tanpa embel-embel ini dan itu, cukup dengan hati. Mem-beri-kan hati kita dengan semua yang kita miliki, dan menerima dengan hati dengan semua yang teman kita miliki.

Sudah-kah kita seperti itu??? Silah-kan kita jawab masing-masing dengan jujur, tidak perlu di-sini, cukup ke-pada diri kita sendiri šŸ˜‰

[catatan:]

Gambar di-ambil dengan se-mena-mena di-sini, dengan di-bumbu-i sedikit sentuhan warna-warni šŸ˜›

50 Tanggapan

  1. Saya sih mudah saja, asal ndak nanya agama. :mrgreen:

  2. sayah mo bertemen dengan orang yang punya hati aja dah
    šŸ˜†

  3. spertinya kualifikasi diatas sudah memenuhi standar sayah jugah dalam berteman

    btw ,,
    where have u been bro,,,?

  4. saya juga selalu berteman dengan hati kok šŸ˜€

  5. Aduh, Mus…
    kangen banget. Pha kabarmu? sekian lama baru muncul. Ya, seperti kita semua berteman dengan hati.

  6. saya gak pernah liat orang dari latar belakangnya apa. yang penting anaknya gak nyebelin, itu aja sudah cukup

  7. wah..temen gw kemaren mengingatkan gw untuk berhati-hati dalam suatu hal. tanpa diminta, diam-diam dia menyelidiki orang yang kemungkinan bisa jadi musuh dalam selimut gw. padahal gw gak ada prasangka sama sekali sama orang ini. tapi bukti yang disodorkan teman gw ini sangat valid. sehingga membuka mata gw dan bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk ketika nanti benar-benar terbukti.
    sumpah gw kaget dan terharu atas usaha dia. bener2 gak gw minta…

  8. susah-susah mudah nih šŸ˜€

  9. kalo saya sih jelas pilih-pilih
    pilih temen yg ga cuma mau diajak senang
    pilih temen yg bisa diajak menderita

    sama yg mo beliin bengsin šŸ˜†

  10. Menjalin sebuah per-teman-an memang ga mudah. Banyak kasus yg gw dah alamin dgn yg nama-nya Tmen. Ada yg baek tp nikam dr blakang, Ada yg jutek tp cukup perhatian. Ah… pusing sih klo harus milah-milah yg nama-nya Tmen pa lg pke kategori.

    Paling biasa-nya gw punya kategori berdasarkan wilayah aja seperti d Rmh, Kampus, Blog, dll.

    Welcome to Blogsphre Mas, ane jg lg jrng nulis nih. Gawean NUMPUK…….!!!

  11. eh lama hilang datang2 bicara tentang hati.. mencari teman pake hati.. hati orang siapa yang tau.. ya semoga selalu berhati-hati.. mudah-mudahan bisa sehati.. šŸ˜†

  12. @Effendi
    Sayang-nya masih banyak yang mem-permasalah-kan masalah yang satu itu kan? šŸ˜

    @almascatie
    Iya…iya…tapi eh…kalau hati-nya udah di-jadi-in sup gimana dong bro šŸ˜ˆ

    @Jendral Bayut
    Syukur deh bro, kalau emang udah memenuhi kualifikasi-nya šŸ˜›
    Aku lagi banyak kerjaan bro, keliling-keliling ke-sana ke-mari, jadi nggak sempa buat ngapa-ngapa-in šŸ˜¦
    Tapi sekarang udah mulai bisa kok bro, udah agak lowong šŸ˜‰
    Thanks yaks…

    @venus
    Akur Mbak, yang begini ini yang emang kita harus lakukan dan jelas kita perlu-kan šŸ™‚

    @hanna
    Amin Han šŸ™‚
    Btw, hehehe, kabar baik Han, seneng sekali aku masih bisa nyapa kamu. Aku sekarang lagi di Medan lho šŸ˜‰
    Kamu gimana kabar-nya? Keponakan-keponakan-ku bagaimana? Sehat-sehat? šŸ™„

    @itikkecil
    semua orang juga nggak ingin ketemu ama yang me-nyebal-kan kok Ra, tapi ini ada baik-nya juga lho, sebagai tantangan bagi kita, apa kita bisa men-jadi-kan dia atawa mereka men-jadi tidak menyebal-kan lagi. Bener nggak? šŸ™‚

    @tukangkopi
    Wah, ini ber-arti, sebagai teman dia tidak ingin kamu ketiban sial nama-nya, dan itu bagus.
    Tapi jangan lupa yaks bro, kalau tetap memegang prinsip asas praduga tak ber-salah

    @goop
    Hehehe, iya bener bro, ter-gantung kita juga sih mau-nya bagaimana šŸ˜‰

    @edy
    cukup satu kalimat aja bro:
    Ya…iya…laaahhh… šŸ˜†

    @goes
    Maka-nya bro, timbang pusing milah-milih…mending ber-teman dengan hati, karena hanya dengan itu kita bisa men-jadi teman yang baik, dan di-teman-i dengan baik juga…meskipun iya sih…nggak selama-nya selalu mulus begitu saja, nama-nya juga orang yang ber-beda šŸ˜‰

  13. baru apdet niy om :D. kl saya tentu yang punya hati, secara lebih easy going aja bs diajak susah dan apalagi senang

  14. Halo bro, long time no see… šŸ™‚

    Berteman itu… tidak terencanakan, jg tidak dipilih. Kita bisa rasa cocok dengan orang baru pertama kali ngobrol sama2, padahal kenalan yg satu sekolah/kampus bertahun2 blum tentu bisa jadi teman.
    IMO, yang membuat saya jadi teman dengan seseorang biasanya adalah kesamaan nilai-nilai yang kami pegang; hal-hal susah dijelaskan yg bisa membuat kami merasa nyaman satu sama laen… šŸ˜‰

  15. @brainstorm
    Wakaka, kok jadi sajak begitu, tapi bener juga sih, “guna-kan hati dengan hati” šŸ˜‰

    @Harr51
    He-e iya nih bro, baru sempet šŸ˜‰

  16. wew… lama banget nih ndak nongol di dunia maya. bagaimana kabarnya, bung militis? sehat? moga2 begitu. btw, teman sejati memang ndak mudah didapatkan, tapi bukan berarti tidak ada. yup, selamat mencari teman, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, bung militis.

  17. ā€œguna-kan hati dengan hatiā€

    jadi intinya, berteman harus hati-hati ….???

  18. ah, Mus…

    aku tak peduli betapa buruknya dirimu… :mrgreen:

    *sebuah sandal melayang dari ujung sumatera ke ujung pulau jawa*

    aku tak peduli betapa tak beragamanya dirimu… :mrgreen:
    *sebuah almari melayang menuju warnet siwi*

    aku tak peduli Mus…tak peduli…

    karena kau sahabatku…
    yang selalu membantuku…
    komen di tempatku…
    tengah malam meneleponku…
    memuji muji angelmu di depanku…

    :mrgreen:

    salam buat angelmu yaaa

    *peluk peluk angelnya Mus*

  19. *makancapcai*

  20. Hmm… Kadang2 masih suka milih-milih temen.
    Bukan cuma milih utk yg bisa memberikan kebaikan buwat kita, tapi malah melebar mulai ke hal-hal yg mungkin tersebut di atas…

  21. weee..muncul lagi bung,,, well, milih temen.. yah, semua org smoga bs jadi temen yg baik utk temenya

  22. mudah,..
    asal bisa diajak bercanda šŸ˜‰

  23. Bukankah sudah sama2 kita buktilan selama ini?
    Salam,..
    Eh dah lama ya..Darimana sajakah?

  24. Eeee, salah ketik…
    Setuju sekali. Bukankah sudah sama2 kita buktikan selama ini?
    Salam,..
    Darimana sajakah?

  25. hmmmm…..ya, ya, ya. terus terang kalo saya pribadi mau bertemen ma mas EM karena saya suka dengan artikel2 dan komentar2 mas sendiri, sebagai orang yang menyembunyikan identitasnya, saya mengkategorikan mas sebagai teman dunia maya. berteman karena bukan berasal dari sekolah yang sama, lingkungan rumah yang sama, kantor yang sama, karena punya temen yang sama, dll tapi karena aku tertarik dengan artikel2 yang mas tulis, whoever you are, aku gak mau usik-usik, selamanya bertemen seperti ini juga gak masalah meski sama2 cuma liat tulisan doang šŸ™‚

  26. untuk prinsip berteman saya pada umumnya, saya termasuk orang konvensional. yah…saya sebenernya gak nyaman berkenalan ma orang di dunia maya, rasanya belum afdol karena belum tau mukanya, sifatnya, dllnya kaya apa. tapi gak pa-pa deh, daripada bengong tar kesambet malah kuper lagi :mrgreen:

    bertemen karena cocok. ada reaksi kimia antara saya dan temen tsb. karena dia mau temenan ma saya dan karena saya mau temenan ma dia. untuk tau cocok pa gaknya, tulus atau tidaknya dia bertemen saya maka itu cuma waktu yang bisa menjawabnya. semakin saya dewasa, semakin kliatan mana yang cuma temen say hello, temen baik, sahabat, temen kaya sodara, dll dan meski awalnya kaget dan kecewa tapi saya berusaha nerima kenyataan bahwa berilah waktu agar persahabatan tumbuh dengan sendirinya….iya gitu deh kira2 šŸ™‚

  27. Berteman sama si hati itu memang susah… Jarang onlen dia…

    *oot detected!!!

  28. Aku berteman dengan hati loooh…. hi hi
    aku gag pilihPilih teman loooh
    Aku baik, suka menolong, jujur dan tidak sombong loooh
    Halaaah apaan siiih :mrgreen: :mrgreen: :mrgreen:

  29. Ane juga bertemen denga Hati Sulistiawaty, anak Bogor yang sekarang lagi belajar bareng ane di Bandung… :mrgreen:

    Afakah “pertemanan” dalam blog juga bisa dengan hati? Ngomen dengan “ikhlas” misalnya… Gak mbaca dengan kilat postingan blogger laen… :mrgreen:

  30. Ya…tentunya teman yang baiklah yang bisa menentukan kesediaannya menepati janji – janji dan keinginan di atas. Sayang, saya hanyalah manusia biasa…. šŸ˜¦

  31. Hi hi, saya yakin seorang sahabat tidak seharusnya mempermasalahkan point #1-2 dan jelas tidak boleh melakukan #3, yang biasanya disebut “memperalat”.

    Berteman dengan hati, bener banget bro.
    Dalam hidup, kadang kita tidak bisa selalu berpikir dengan otak, logika namun dengan nurani.
    Pikiran dan logika bisa “menyesatkan” namun nurani itu saya yakin jujur.

  32. Ups, kepotong …. šŸ˜€

    Betul sekali point #4

    A friend might say,
    “When you’re sad, I may not be able to make you’re laugh. But I can cry with you.”
    “Well, I may not be able to pull you out of the cliff, but I’ll find the way to not to let you fall.” šŸ˜‰

  33. betuuul!! berteman ga perlu nanya-nanya latar belakang! *sering gondok ama yang nanya macem-macem*

    eh tapi mus, di internet itu cari teman juga mesti hati-hati lho. karena kita khan tidak tahu siapa dibalik semua ini. bisa aja teman di internet itu seorang artis, presiden atau malah penjahat kelamin yang lagi nyari mangsa.. :mrgreen:

  34. Ass,halooo maaf baru muncul nih tulisan ini bagusbanget. Berteman memang mengikut sertakan hati kita,ada rasa nyaman tenang dengan berteman.Kita tak bisa hidup sendiri harus ada teman kawan atau sahabat yang bisa mewarnai hidup kita. Sip deh tulisannya maju terus…Wassalam.

  35. *suprise*
    jadi ingat ama AA GYm… dengan slogan na
    “Jagalah Hati… ”

    Keren euy…apdetan setelah menghilang lama.

    Apa kabar, Mus Mus?? Kau tetap sahabatku kok.
    salam ama Si Angel nan baik hati.

    :mrgreen:

  36. jangan jangan besok kalo mo temenan ma orang, disodori formulir pendaftaran beserta syarat syarat dan ketentuan berlaku… šŸ˜

  37. Buy me Beer, please…. šŸ˜†

  38. Wah yang selalu bareng “my angel”, undercover jd jrg diintip nih, he..

    Selain cinta, mungkin pertemanan kali ya yg bisa menembus batas2 perbedaan, jadi bukan karena engkau tapi meski apapun engkau. Begitu kali kira2 ya mas, he..

  39. Berteman kayanya ga perlu pakai syarat deh bro, asalkan cocok (susah di definisikan tapi bisa dirasakan) jalani saja

  40. salam kenal aja

  41. Ya ampun, Mus. Kamu bikin postingan cuma mau muji2 aku? šŸ˜³

  42. Ternyata punya banyak teman capek juga. Capek keep contact supaya ga lupa. Cape maintain persahabatan. Cape cape cape padahal kita punya pekerjaan yang numpuk, belum lagi urusan dengan keluarga. Wuiiihhhh……

    Makanya bagi saya, punya sahabat secukupnya saja. Tapi klo cuma sekedar teman….. ya sebanyak-banyaknya ajah…..

  43. mas, kok blm nongol2? sibuk ya? šŸ™‚

    btw aku udah pindah blog ke wordpress nih, hehe :mrgreen:

  44. udah lama mengganti kata ‘teman’ dengan ‘friend with benefits’ :mrgreen:

  45. Susah mendapatkan teman yang seperti diatas Bang, Jujur aja, aku aja kadang untuk berteman masih pilih, Ok lah kalau hanya sekedar kenal kita bisa enggak memandang kaya ato miskin, kurus ato gemuk, suku apa, agama apa, ras mana,etc, dll Tapi kok kalo masih berteman aku masih pilih pilih,,,, pilih yang baik hatinya, hanya itu Lain gak

  46. Asal setia ajalah,,,!

  47. friend…………
    aQh bngung mau gmana………
    aQh mau mati aj lach

Tinggalkan Balasan ke Watch Caprica Batalkan balasan