Aku Sayang Keluarga-ku

thumb_siluetkeluarga Tiap kali aku meng-alami masalah, tiap kali aku ingin ber-bagi sesuatu dan tiap kali aku ber-ada dalam situasi dimana aku ingin ber-cerita, ter-lebih lagi ketika aku sendiri, aku selalu ter-ingat akan keluarga-ku, abang-abang, kakak-kakak-ku yang ter-cinta minus Papa dan Mama yang udah duluan ninggalin dunia ini.

Yah, mereka-lah yang pertama sekali selalu siap ketika aku sedang mem-butuh-kan dukungan, mereka-lah yang akan selalu siap sedia meng-hibur-ku ketika aku sedang sedih, ter-tawa ber-sama-ku ketika aku sedang bahagia. Walau-pun dalam per-jalan-an panjang-ku dengan keluarga-ku, sering juga ter-jadi per-selisih-an, per-beda-an pendapat, saling memarahi. Dan tiap kali itu ter-jadi, aku tahu, dan kami menyadari ada ke-sedih-an jauh dalam hati kami.

Kami di-besar-kan oleh Papa dan Mama dengan dasar demokrasi, dimana tiap anak ber-hak mengemukakan pendapat-nya, dan ber-kata sesuai dengan apa yang ingin di-kata-kan-nya, tentu saja selain ke-wajib-an-ke-wajib-an kami yang juga harus kami lakukan sebelum kami meng-klaim hak kami. Ya, dan itu bagus sekali menurut-ku, dengan begitu, apa-pun dapat kita ungkap-kan dengan ke-terbuka-an dalam keluarga, meskipun di satu sisi aku dan kami juga menyadari ada efek samping dari hal itu, tidak ubah-nya seperti peta politik negeri ini, sering sekali ke-terbuka-an kami itu ber-ujung pada per-tengkar-an dan per-selisih-an.

Tapi ada satu yang membuat aku bangga dan membuat aku selalu men-cintai dan menyayangi keluarga-ku, yaitu prinsip dasar yang di-doktrin oleh Papa dan Mama kepada kami, yang adalah sebuah pepatah kuno di daerah kami (aku tidak tahu apa mungkin di daerah lain ada pepatah yang sama) yang kalau di-sebut-kan dalam bahasa daerah kami, maka bunyi-nya seperti ini:

“He La Ewa-ewa Nidanö, Ba I Fuli Fahalö-halö Zui”

yang arti-nya dalam Bahasa Indonesa kurang lebih seperti ini: “Se-kuat apa-pun Kita ber-usaha mem-belah atau memisah-kan aliran air, maka akan selalu ber-satu kembali dan tidak akan pernah ter-pisah-kan” 😉

Falsafah yang selalu kami pegang dari kami kecil hingga saat ini, sehingga se-berat apa-pun masalah yang kami hadapi, per-selisih-an di-antara kami keluarga, maka dengan meng-ingat pepatah ter-sebut, kami pada akhir-nya bisa selalu ter-senyum untuk menyelesai-kan semua masalah yang kami hadapi. Dan bahkan akan mem-buat kami semakin kuat ber-sama-sama meng-hadapi-nya. 😛

Karena kami yakin, bahwa ikatan per-saudara-an dan keluarga tetap-lah keluarga, sebuah ikatan yang tidak akan pernah putus, dan tidak akan pernah ter-pisah se-pelik apa-pun yang di-hadapi. Ibarat ujar-ujar kuno juga: “Suami/Istri bisa di-cari, Tapi saudara ber-saudara adalah satu dalam Pen-cipta-an-Nya“. Semoga saja hal ini bisa kita renung-kan sama-sama dan ber-manfaat juga bagi kita semua 🙂

[catatan:]

  1. Aku menulis-kan ini setelah baru saja ngumpul-ngumpul bareng keluarga-ku yang aku sayangi, dan aku ber-syukur memiliki abang-abang dan kakak-kakak seperti mereka, yang selalu mengasihi aku, men-cintai aku, memarahi aku dan menegur aku ketika aku ber-jalan di rel yang salah 🙂
  2. Gambar di-ambil dari sini, dan kemudian aku edit supaya lebih menarik 8)
  3. Sampai dua minggu ke-depan ter-hitung mulai dari hari ini, aku mungkin tidak akan begitu rajin posting dan juga blogwalking apalagi balas komen (emang sebelum-nya aku rajin? 😈 ), untuk itu aku MINTA MAAF SE-BESAR-BESAR-NYA buat teman-teman semua, karena aku harus ke-luar kota, tepat-nya ke-rumah-ku di ibukota propinsi, plus ke satu kota lain-nya untuk misi sangat-sangat khusus 🙂 . Tetapi, se-mampu-ku aku akan men-coba untuk ber-tegur sapa dengan teman-teman semua kalau aku punya waktu. Thanks yaks. 😉

49 Tanggapan

  1. He La Ewa-ewa Nidanö, Ba I Fuli Fahalö-halö Zui”

    Falsafah hidup di daerah Bung Militis luar biasa maknanya dalam memperat nilai persaudaraan dan kekeluargaan. di jawa, untuk membela saudara dan keluarganya menggunakan semboyan:

    pecahing dada utahing ludira

    (pecahnya dada dan tumpahnya darah)
    Demi membela saudara dan keluarganya sampai harus sipa menerima resiko: pecahnya dada dan tumpahnya darah untuk menunjukkan betapa pentingnya menjaga keutuhan nilai persaudaraan dan kekeluargaan. agaknya tak jauh berbeda dengan falsafah yang ada di daerah bung militis, yak!

  2. *hug*

    *kehabisan kata-kata*

  3. @Sawali Tuhusetya

    pentingnya menjaga keutuhan nilai persaudaraan dan kekeluargaan

    Akur Pak Guru, ini adalah hal yang sangat penting, karena di-dunia ini ketika kita tidak memiliki teman, sahabat, atau orang lain yang mungkin mau peduli dengan kita, kita masih punya saudara yang bisa men-jadi tempat kita untuk ber-bagi suka dan duka.
    Btw, yupe, falsafah daerah-ku dan juga falsafah Jawa menurut-ku juga memang memiliki tujuan dan makna yang sama Pak Guru 🙂

    @Goenawan Lee
    Terimakasih Gun… *peluk Gun juga atas nama kasih per-saudara-an* 🙂

  4. Darah memang tidak pernah berbohong. Atau darah memang lebih kental dari air. Intinya tidak ada bekas keluarga, yang ada itu bekas suami/istri. 😀

  5. Huuu… *netesin air mata
    Pagi2 dah bikin terharu baca postingan ini.
    Btw…pepatahnya keren bgt. Simple tapi dalem.
    (mus, itu dr bahasa apa yach?)

    Salam buat keluarga tercinta yach. :mrgreen:
    *peluk mus*

  6. darah selalu lebih kental daripada air. ya gak sih?

  7. Wah… memang beliau ini gudangnya pepatah 😀
    banyak banget koleksinya, dan bagusnya bukan cuma dikoleksi…
    aih syaluth Bang!!!
    __________________________________________
    ke sebuah kota dengan misi sangat khusus???
    hmmm….hmmm…hmmm…
    nama kotanya apa Bang?? mau saya buat peta…
    *walahhhh*

  8. mudah mudahan semuanya berakhir dengan indah, baik dan bermartabat..

  9. wah, ente menggambarkan dg tepat arti sebuah keluarga. coba indonesia punya rasa kekeluargaan spt air ini. pasti deh tak kan ada perpecahan.

  10. Ane jadi ingat emak sama babe…
    *berkemas pulang besok*

    Keluarga harta paling berharga…

  11. saya termasuk sodaramu ga mus?? 😕

    *pertanyaan dudulz*

  12. sayah juga sayang keluarga….

  13. Kami di-besar-kan oleh Papa dan Mama dengan dasar demokrasi, dimana tiap anak ber-hak mengemukakan pendapat-nya, dan ber-kata sesuai dengan apa yang ingin di-kata-kan-nya, tentu saja selain ke-wajib-an-ke-wajib-an kami yang juga harus kami lakukan sebelum kami meng-klaim hak kami. Ya, dan itu bagus sekali menurut-ku, dengan begitu, apa-pun dapat kita ungkap-kan dengan ke-terbuka-an dalam keluarga,

    Saya ingin sekali membentuk keluarga yang seperti ini nantinya. Walau mungkin pertentangan pasti ada, tapi segalanya pasti ada jalan keluarnya 😉

    “Sekuat apapun Kita berusaha membelah atau memisahkan aliran air, maka akan selalu bersatu kembali dan tidak akan pernah terpisahkan”

    Aiih… Bagus sangadh falsafah dan analoginya!! Ya ya… Dan membelah airpun juga pasti sulit ya mus 😉

  14. […] “Mengapa?” tanyaku. […]

  15. *lirik koment Adit*

    Aiih… Bagus sangadh falsafah dan analoginya!!

    Ternyata kamu adalah Evolusi dari Hoek ya Dit ❓

    Btw Aku juga sejutu dengan resolusi Adit plus tuntunan Agama Islam untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Amiiieennnn 😉

  16. Hiks..hiks.. sedih.. Aku juga sayang keluargaku..
    semoga semua menjadi baik yaa 😉

  17. dan siapakah yang mampu membenci saudara2nya..

  18. ah…..
    your family your best friends….

    thx god…

  19. “Keluarga memang tiada duanya”

    *eh itu iklan kijang ya?

  20. beruntung ya musmus, punya keluarga yang begitu mendukung.

  21. luar biasa keluarganya..

  22. wah mas EM tipe family man nih 🙂

    sama mas, aku juga sayang banget ma keluarga aku…berkat mereka lah aku bisa memahami perbedaan, memahami kehidupan, menerima diriku sendiri apa adanya, tempat aku berteduh dari kejamnya hidup dan perilaku beringas orang lain, tempat berbagi tawa dan canda, tempat yang mengajarkanku untuk menghargai privasi, yang memberikan semangat setiap aku ingin mengambil keputusan, yang mengingatkan aku di kala lupa dan salah.

    intinya…saya bukan apa-apa tanpa mereka…keluarga adalah tempat berlabuh hati dari kepenatan dunia luar….what a touchy article 🙂

  23. Ade akan selalu ada untuk mas walaupun bukan keluarga tapi kita kan saudara … SELALU.

    -Ade-

  24. tidak ada bantahan! :mrgreen:

  25. Inget di masa lalu, berkelahi, rebutan mainan, dimandiin bareng, bobok bareng, pagi baikan lagi 🙂

  26. He he,
    Teman, pekerjaan, jabatan dan hal lain mungkin datang dan pergi, namun keluarga kita akan selalu ada di sana bersama kita 😀

  27. Ah, jadi kangen Mamah Papah
    😦

  28. hiiks….hiiiks

  29. kayaknya aq kenal kamu EM…

    “Tapi ada satu yang membuat aku bangga dan membuat aku selalu men-cintai dan menyayangi keluarga-ku, yaitu prinsip dasar yang di-doktrin oleh Papa dan Mama kepada kami,…bunyi-nya seperti ini:

    “He La Ewa-ewa Nidanö, Ba I Fuli Fahalö-halö Zui”

    Ada lagi bro, yang membuat kamu sayang keluargamu, ta tambahin yach,
    1. Cepat memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain
    2. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan berbuat baik kpd setiap orang (bahkan yang menyakiti kita sekalipun).
    3. Berbagi berkat dan kebahagiaan, karena air yang dituang kedlm gelas akan meluap dan terbuang dengan sia-sia bila tidak segera dituang ke gelas-gelas lain.
    5. Positive thinking, buang semua rasa curiga n selalu optimis dalam menjalani hidup.
    Bener g……?

    Maka, jadilah orang yang paling berbahagia…

  30. eh naruto bisa membelah air terjun lho…

    *digaplok*

    no comment degh… one happy family…

  31. Keluarga memang menjadi salah satu yang terbaik di dunia ini. salam kenal, hehe.

  32. jadi mampir Surabaya kan Mus?

    *langsung nge oot tak terkira*

    *menyiapkan rencana jahat 👿 *

    *berencana menyebarkan foto Mus dan mbaknya ke seluruh penjuru dunia*

  33. ke mana bangau terbang, pasti akan kembali ke sarang..

  34. Sama mas…
    Saya juga sangat menyayangi keluarga saya. Apalagi saya memiliki wanita2 paling hebat dihidup ini, ibu saya, adik2 juga kakak saya. Bersyukur dan bangganya saya bisa berada diantara mereka.

  35. root bloody root
    huhuhu

    satuju banget.

  36. oh ja… moga2 missinya lancar…
    huhuhu nicknya kelupaan ganti

    tapi gw mang fans lo kok musmilismilistis huhuhuhu

  37. aku juga sayang keluargaku

  38. bukankah ini bagian dari proses hidup yang harus kita lewati . . . . . kita segera berkumpul lagi kawan!
    dengan atau tanpa kudamu . . . 😉

  39. *speechless

  40. fiuh!! betapa besar rasa cinta dalam keluarga mz EM!! how lucky we are to have a lovely family.
    kita emang harus selalu mensyukuri apa2 yang kita miliki. my family, my inspiration. their smile will always be my dream
    sukses terus, EM!!

  41. jadi sedih juga bacana, jadi inget keluarga yang di sumatra 😦

  42. Bagi kita masing-masing, keluarga adalah segalanya. Yang penting jangan lupa, keluarga juga merupakan salah satu bentuk ujian. Terlalu cinta pada keluarga akan menimbulkan efek yang kurang baik.
    Misalnya salah seorang artis yang pernah mengatakan bahwa ayahnya adalah segalanya baginya. Eh, gak cukup seminggu kemudian ayahnya meninggal. Kan kasian! Heheh …
    *tapi jangan takut mas, ajal di tangan tuhan*
    :mrgreen:

  43. keluarga, selalu ada saat kita susah maupun senang…

    mama-papaku… aku jadi kangen sama mereka walau tiap hari ketemu tapi rinduku selalu ada buat mereka

  44. Saya juga selalu rindu keluarga besar saya. hik hikksss karena saya merantau di negeri jiran ini..

  45. ya…benar apa kata anda
    tapi kakakqu tak sayang aku
    so….

  46. aq sangat sayang sama keluargaku…..tp adikku tak prnah pnya perasaan sprtiku..bhkan stiap kali dinasehati “jangan bikin ortu kesel”,dia malah nantangin aq berantem…rasa’y sakit sekali jika bgtu..seperti udah gak ada harga dirinya.

  47. seandainya semua orang sayang pada keluarganya, tentu UU KDRT juga tidak perlu ada

  48. Kangen ma Keluarga! Hik… Aku ngerasa jdinya ngga pingin sedetik pun kehilangan mereka.. Apa lagi orangtua yang membesarkan dan selalu bantu aku!

  49. aku sayang keluargaku. tapi rumah tanggaku hancur. hal ini yang lebih menyakitkan.

Tinggalkan Balasan ke fans baru Batalkan balasan