Kenapa Ke-Perawan-an Menjadi Suatu Ukuran

virginity2-0106.jpgSekali lagi, satu mitos di-bukti-kan, mitos™ yang udah jadi ukuran di masyarakat, ketika seorang pria, yang tetangga-ku sekaligus teman-ku harus ngebatalin acara pernikahan-nya setelah sang gadis ngaku dengan jujur kalau dia udah tidak perawan lagi. Dan dengan terpaksa atau mungkin tidak terpaksa, sang pria dengan tegas mengatakan tidak, karena dia merasa malu tidak siap untuk menerima kenyataan itu. (Maaf kalau aku menganggap ini sebagai mitos, karena ini sebenarnya -CMIIW – lebih ke kepercayaan turun temurun dan pandangan yang diwariskan nenek moyang kita kepada kita generasi saat ini).

Tapi sebelum-nya aku ingin tegas-kan kalau aku meng-angkat topik ini bukan untuk ngejar trafik yang tinggi (seperti sudah kita ketahui kalau pake google atau yahoo, keywordperawan” ini termasuk trend tertinggi). Jadi aku harap-kan agar menanggal-kan semua kecurigaan, makian, pujian, dan sampah (yang menganggap aku pengen ningkatin trafik) yang sudah direncanakan secara matang sebelum melanjut-kan membaca postingan ini. Aku tidak butuh trafik, yang aku butuh adalah sebuah pandangan dan pemahaman. Juga bukan untuk ngejual ke-vulgar-an, jadi anda tidak bakalan menemu-kan isi apapun yang bernuansa vulgar dalam postingan ini. Sekali lagi Tidak!!!. That’s all folks.

Oke lanjut. Paragraf awal di-atas emang benar, dan itu baru saja terjadi hari ini, yang bikin aku menanyakan kembali pada diri-ku sendiri apa yang harus aku putus-kanKetika Ke-Perawan-an Menjadi Suatu Ukuran ?” se-andai-nya suatu saat aku ngadepin masalah yang sama. Ya, menurut pengakuan si gadis, dia telah me-rela-kan kehilangan ke-perawan-annya beberapa tahun yang lalu dengan seorang bajingan™ yang emang saat itu di cintai dan men-cintai-nya, dan sial-nya si bajingan itu meninggal-kannya begitu saja setelah itu. Sebuah pengakuan yang berani dari sang gadis, dan dia mengatakan itu di-depan banyak orang, setelah dia, mau tidak mau, di-paksa untuk menjelas-kan alasan kenapa si pria membatal-kan pernikahan itu, Edan!!!. Yah aku tahu dan sadar, se-sadar-sadar-nya, ini jelas-jelas meng-injak-injak hak asasi si gadis karena ini menyangkut harga diri dan martabat-nya, dan jujur aku sudah mencoba semampu-ku meminta para tokoh-tokoh di-antara orang banyak itu, untuk men-tiada-kan prosesi pengakuan tersebut, tapi aku tidak mampu, dan yah terjadi juga 😦

Me-runut balik cerita di-atas aku jujur secara pribadi, merasa kesal, jengkel dengan si pria, yang hanya karena masalah ke-perawan-an dia bisa melupakan perjuangan-nya ketika dia mengejar-ngejar si gadis, kemudian cinta yang dikoar-koar-kannya sebelum-nya dengan penuh semangat, dan aku juga yakin dia bukan hanya berkoar saja, tapi pasti, sudah pasti berjanji kalau dia siap menerima si gadis apa adanya *WTF*. Meskipun di satu sisi aku juga heran dengan si gadis, kenapa dia baru bisa jujur di saat-saat terakhir 😡 . Oh our God, not only my God, it was so complicated.

Kenapa sih, sepenting itu-kah, kenapa hanya karena masalah ke-perawan-an semua-nya harus berantakan, sebuah gerbang yang tinggal selangkah lagi bakal dimasuki kedua pasangan itu harus tertutup kembali dengan paksa, semua karena si gadis sudah tidak perawan lagi. Emang ada bedanya seorang yang perawan dan tidak perawan ???. Ya, secara biologis ada, yang sudah tidak perawan, itu bagian selaput dara-nya sudah rusak.

Jujur, menurut aku tidak!!!.

Aku tidak tahu apa si pria itu sudah mengingat kembali kapan dia pertama sekali kehilangan ke-perjaka-annya, dan juga menghitung kembali sudah berapa kali dia melakukan-nya (tidak perlu di-jelaskan disini), seperti-nya sih tidak, dan aku yakin itu. Nah, kan ini berarti suatu bentuk ke-tidak adil-an terutama bagi si gadis, dan ini benar-benar suatu bentuk peng-hakim-an terhadap nilai-nilai kemanusiaan si gadis. Apalagi, rasa-rasa-nya dalam ber-keluarga, aku pikir itu bukan patokan sebuah ke-bahagia-an yang hakiki (meskipun aku belum pernah berkeluarga), dan yang pasti-nya itu seorang gadis menurut aku, tidak bisa dinilai dari ke-perawanan-nya semata. Aku yakin kita pasti punya pendapat, dan alasan yang ber-beda-beda.

Kalau menurut analisa-ku, beberapa hal berikut yang menyebab-kan kepercayaan akan mitos ini berkembang secara berlebihan, karena disebabkan kita terikat oleh doktrinasi:

  1. Secara agama, dan ini menyangkut agama manapun juga. Dimana keperawanan itu dikaitkan dengan kesucian, dan seorang gadis akan dianggap lebih baik dan suci kalau dia masih perawan. Ya, memang itu benar, tapi Apakah itu juga menjamin kesucian hati-nya sebagai seorang manusia kalau dibandingkan dengan mereka yang sudah tidak perawan lagi?, dan Apakah mereka-mereka yang masih perawan juga bisa membawa sang calon suami ke jalan yang menurut agama, benar?. Dan sial-nya lagi kita sering berani men-justifikasi seseorang dengan status-nya tersebut bahwa dia adalah pen-dosa. Menurut aku, hanya DIA yang bisa men-justifikasi itu, bukan kita.
  2. Secara sosial, hampir sebagian masyarakat dunia bagian Timur (dan sebagian kecil masyarakat dunia bagian Barat) yang memandang rendah gadis-gadis yang sudah tidak perawan lagi, karena dianggap level-nya tidak lebih dari penjual diri meskipun dengan berbagai alasan penyebab-nya. Menurut mereka, itu sama saja kalau si gadis tidak bisa mempertahankan harga diri-nya sebagai seorang perempuan yang seharus-nya bisa menjaga itu sebagai mahkota-nya sampai dia menikah, bahkan sampai ada suatu daerah yang melakukan pemeriksaan massal. Lantas apa bedanya?, dan Bagaimana kalau si gadis adalah korban perkosaan dan bukan dengan sengaja meng-hilangkan ke-perawan-annya?, dan lagi Apa itu berarti kalau yang perawan itu punya harga diri lebih tinggi?

Jadi, kalau kita telusuri kembali, mitos itu sudah sedemikian dalam-nya ter-doktrin di pikiran kita sehingga kita rela ngorbanin perasaan seperti cerita diatas. Aku tidak mengatakan kalau mitos itu salah, bahkan ya aku sangat-sangat menghargai-nya karena dengan adanya norma-norma agama dan sosial seperti itu, kita bisa lebih menjaga diri. Tapi aku juga tidak setuju kalau kita sebagai masyarakat, apalagi kita kamu laki-laki yang bisa dengan tega meninggalkan seseorang yang memang kita cintai dan mencintai kita hanya karena keperawanannya.

Sekarang, aku akan mencoba dengan pola yang ada di otak-ku untuk mencoba ngejawab pertanyaan-pertanyaan yang juga timbul dipikiranku berdasar-kan penilaian-ku:

#Apakah itu juga menjamin kesucian hati-nya sebagai seorang manusia kalau dibandingkan dengan mereka yang sudah tidak perawan lagi?
Tidak jelas saja tidak. Bahkan banyak yang aku temukan kalau ternyata orang-orang (dalam hal ini seorang gadis) yang kelihatan-nya suci itu, justru orang yang paling busuk. Bahkan mungkin seorang gadis yang perawan dengan ke-ego-annya yang mengatakan bahwa dia itu suci, justru sering melupakan satu hal yang prinsipil kalau dunia ini fana. Dan sebalik-nya seorang gadis yang sudah tidak perawan lagi ternyata bisa memandang dunia dengan lebih baik dari posisi ke-hina-annya di mata orang lain.

#Apakah mereka-mereka yang masih perawan menjamin bahwa mereka juga bisa membawa sang calon suami ke jalan yang menurut agama, benar?
Tidak. Itu kan pilihan hati setiap orang, dan tidak ada se-orang-pun yang bisa memaksakan dengan segala keberadaan-nya terhadap orang lain termasuk suami sendiri untuk berjalan di dalam koridor ke-agama-an. Berusaha sih sudah pasti, tapi tetap tidak menjamin bukan?

#Lantas apa bedanya?
Tidak ada bedanya. Seperti aku udah jelasin sebelum-nya perbedaannya, ya hanya di fisik dan biologis saja. Lebih dari itu tidak ada.

#Bagaimana kalau si gadis adalah korban perkosaan dan bukan dengan sengaja meng-hilangkan ke-perawan-annya?
Nah coba deh kalau ternyata kejadiannya seperti itu, kan dia ibarat-nya udah jatuh ketimpa tangga, udah dia di-perkosa, di buang lagi oleh lingkungan sosial-nya.

#Apa itu berarti kalau yang perawan itu punya harga diri lebih tinggi?
Jelas ini pandangan yang salah. Karena, harga diri seseorang itu di-cipta-kan oleh diri-nya sendiri, dan ukuran-nya pun relatif, tergantung bagaimana orang tersebut menilai-nya. Apalagi, baik-buruk-nya seseorang itu tentu saja dinilai dari sifat, dan kebiasaannya, bukan dari ke-perawan-annya

Nah dari jawaban-ku diatas, aku menarik kesimpulan kalau ternyata, kita itu salah besar kalau kita mem-vonis, bahkan merendah-kan orang, hanya karena dia tidak perawan, sedang-kan menolak, menyalahkan, menghina sebagai akibat dari itu, tidak menjamin segala sesuatu-nya akan menjadi lebih baik bukan?. Dan dengan ini, aku memutuskan kalau aku akan memilih untuk bisa menerima dan menghargai apapun kondisi dari seorang gadis dengan status perawan atau tidak perawan 😉

Ya, emang kita mungkin merasa jijik, karena kita bukan orang pertama yang menyentuh tubuh-nya, dan Ya emang kita mungkin merasa hina dengan pandangan orang, yang sudah pasti memandang dengan cibiran kepada kita, dan dengan pandangan nanar berkata: “Bisanya cuma menikahi bekas orang lain” 😈 . Tapi apakah dia, si gadis tidak merasa jijik dengan kita yang juga sudah kehilangan keperjakaan-nya?

Kalau ada di-antara kita yang berkenan, bisa berbagi dengan kita yang lain, untuk menjawab beberapa pertanyaan di-atas sesuai dengan versi, opini, perspektif masing-masing, dan yang jelas sekedar mengingat-kan tidak ada yang benar dan tidak yang salah, karena kebenaran dan kesalahan itu hanya sebuah relativitas semata.

protect-her-virginity-e.jpg

[catatan: image diambil dari sini dan dari sini]


extremusmilitis TAGS: , , ,
Technorati TAGS: , , , , , , , ,

125 Tanggapan

  1. OK, komen vertamax, nih!
    Dari sisi kesetaraan gender, mitos keperawanan seorang gadis memang sungguh tidak adil, sebab, seperti yang Bung ungkapkan, keperjakaan seorang lelaki kok nggak dipersoalkan. Lantas apa bedanya “kesucian” gadis dan perjaka? Saya kira ini juga pandangan kultural dari masyarakat kita yang memahami sosok perempuan sebagai pengurus rumah tangga yang mesti perfect dan (nyaris) tanpa cacat. Maka dari itu, sebelum berlanjut ke jenjang pernikahan –ingat pernikahan merupakan sesuatu yang suci dan sakral yang perlu legitimasi agama dan hukum negara– sebaiknya perlu ada deal dan komitmen sehingga bisa menerima apa pun keadaannya. Peristiwa yang Bung sampaikan itu bukan hanya menaburkan aib bagi si gadis yang dinilai sudah tidak suci, tetapi juga sekaligus bagi si lelaki karena hidup berumah tangga seolah2 hanya mementingkan virginitas saja.
    Saya kira topik ini akan selalu menarik untuk didiskusikan, hehehe 😀

  2. Hehehehe…….. kok kepikiran gitu mas?

    Klo sy pribadi, keperawanan bukanlah sesuatu yg utama. Klo dah cinta dan udah berjuang mati-matian tuk dpt si gadis (eh dah ga gadis lg yak), ga masalah. Toh rasanya sama aja, katanya sih (blm pernah rasa).

    Tapi klo boleh milih, klo boleh loh… ya sy ttp pilih yg perawan donk :mrgreen:

    Eh sy pertamaxxx ya?

    *celingukan kanan-kiri*

  3. Ah telaaaaaaatttttttttttt………………………..

  4. Sebenarnya kesucian saya sudah terenggut …
    Akan kugapai kesucianku lagi …
    *pergi ambil air wudhu* 😀

    Sorry, numpang nyampah bro. Hanya sekedar menengok saudara…sekalian minta THR 😀

  5. emang bener ko’, seringkali beberafa lelaki itu semaunya aja *jadi kamu afa hoek? bayud?* ah ya, kita, kaum cowo, kalo facaran nyari yang “asek” dan “bisa” walofun uda “jebol”, tafi giliran buad nikah? mmm…nyari yang solehah, finter, ferawan, dsb..dsb…
    itulah lelaki…….sedangkan feremfuan? kalo buad saia, feremfuan itu ndak fernah salah… :mrgreen:
    I LOVE FEREMFUAN!!!
    (alibi sufaya ndak dikira bayud beneran)

  6. Kalo menurut saya sih itu semoa adalah resiko. Resiko bagi si gadis yang telah kehilangan keperawanan, resiko bagi si pria yang mementingkan keperawanan, resiko karena hidup di Indonesia yang ternyata masih mementingkan keperawanan.

    Yang kutanyakan adalah apakah memang mereka-mereka itu sadar betul akan resiko ini ketika melakukan suatu tindakan? Dan tindakan yang di ambil sekarang juga tentu akan membawa resiko-resiko baru.

  7. @Sawali Tuhusetya
    Ya…ya, ternyata memang pak Guru yang dapet pertamax *ngelirik komen pras di bawah*

    seolah2 hanya mementingkan virginitas saja.

    Dan ya…ya betul pak Guru. Ini seperti-nya yang menjadi penyakit hampir sebagian besar laki-laki dan masyarakat karena rasa malu dan juga kungkungan etika sosial dan agama yang di satu sisi juga mengorban-kan yang lain

    @pr4s
    Bagus itu kalau emang bro pras bisa nerima apapun status-nya, meskipun masih ada juga yang masih mempermasalahkannya 😦

    Tapi klo boleh milih, klo boleh loh… ya sy ttp pilih yg perawan donk :mrgreen:
    Eh sy pertamaxxx ya?

    ya iya-lah jika kita dalam posisi yang tepat, pasti kita akan memilih sama 😉
    sorry pras, pak Guru yang jadi the king of pertamax hari ini 😆

    @cepheus a.k.a deking

    Sebenarnya kesucian saya sudah terenggut …
    Akan kugapai kesucianku lagi …
    *pergi ambil air wudhu* 😀
    Sorry, numpang nyampah bro. Hanya sekedar menengok saudara…sekalian minta THR 😀

    halah, dateng-dateng 😕 …kehilangan kesucian dimana bro? :mrgreen:
    *ndak jadi, THR ditunda taon depan, soale nyampah duluan seh* 😆

    @hoek
    Bener itu, bener itu…
    lihat, lihat, betapa tidak adil-nya kan?, semua minta yang suci pada akhir-nya, sedangkan sebelum-nya “knalpot aja juga diembat asal gak panas” 😕
    *nempelin stiker aku emang bayutmasih perawan di jidat hoek* 😆

    @danalingga
    Benang merah-nya emang akan ber-muara ke situ juga kok bro, ke sebuah resiko yang tiap orang harus menerima konsekuensi sebagai bagian dari sebab dan akibat

    Yang kutanyakan adalah apakah memang mereka-mereka itu sadar betul akan resiko ini ketika melakukan suatu tindakan? Dan tindakan yang di ambil sekarang juga tentu akan membawa resiko-resiko baru.

    Itu tepat sekali, tapi yah, manusia bisa khilaf (tidak bermaksud membenarkan perbuatan itu), dan tidak ada yang sempurna di muka bumi ini…, tapi aku rasa kita tidak bisa men-judge-nya bukan?, kalau kita emang bisa perbaiki kenapa kita harus pertahankan yang rusak, bukan begitu?

  8. tinggal dmana sih bro?kayanya adat istiadatnya masih kental bgt yak
    btw mengenai prawan sih dilematis juga ngomongnya,tapi buat saya sih ga penting,sing penting apakah dia betul2 wanita yg tepat buat saya

  9. ya, emang, kami masih berada di tengah transisi antara adat yang masih sangat kuat dan arus modernisasi yang datang dari luar…

    sing penting apakah dia betul2 wanita yg tepat buat saya

    seperti itu-lah yang seharus-nya bro 😉

  10. Iya betul.

  11. Numpang kasih argument ah…

    mungkin sebenarnya bukan masalah selaput dara-nya yang sudah rusak lalu si cowok tidak jadi menikahi sang perempuan. tapi selaput dara rusak (diluar pernikahan) lah yang menjadi penyebabnya dimana dianggap sejalan dengan moral yg pernah rusak. Coba kalo kebetulan dia berjodoh dengan janda, mungkin tidak akan mempersoalkan selaput dara yang rusak itu krn rusaknya si selaput dara tsb dalam bingkai perkawinan.

    (oot mode on: selaput dara tinggalnya dimana sih, kayaknya orang penting nih……?)

    Intinya menurut saya:
    ***Cowok yg benar2 telah mempertahankan dirinya untuk tidak melakukan sex diluar nikah, dia layak untuk juga mencari keperawanan dari seorang wanita***.

    dah susah2 nahan nahan……hehehe layaklah dapat bintang 😀

  12. Postingan yang menarik, sobat. Kesucian seorang wanita tidak semata dinilai dari keperawanannya saja. Tapi, kalau bisa untuk para wanita ya, dijagalah sebaik mungkin mahkotanya. Satu-satunya barang yang berharga dan berarti kan, itu.

    Satu kebanggaan tersendiri bila bisa mempersembahkannya untuk orang yang benar-benar kita kasihi di hari H tentunya.

    Btw, salut untuk sobat yang bisa menerima seorang wanita apa adanya. Susah, lho, ketemu lelaki yang punya pemikiran kaya lo. Terima kasih juga sedikit banyak udah membela kaum hawa.

  13. @extremusmilitis

    Itu tepat sekali, tapi yah, manusia bisa khilaf (tidak bermaksud membenarkan perbuatan itu), dan tidak ada yang sempurna di muka bumi ini…, tapi aku rasa kita tidak bisa men-judge-nya bukan?, kalau kita emang bisa perbaiki kenapa kita harus pertahankan yang rusak, bukan begitu?

    Nah, inilah makanya saya sebutkan juga bahwa tindakan-tindakan yang sekarang akan menimbulkan resiko-resiko baru lagi. Resiko ini tidak terkecuali bagi si wanita maupun pria. Bisa jadi kan si pria akan mengambil resiko menyesal karena telah memutuskan untuk berpisah dengan wanita yang sebenarnya sangat di cintainya. Dan bagi si wanita, bisa jadi bakalan mendapatkan pria yang lebih baik lagi dari sekarang, sebagi resiko saat ini telah di putuskan. Atau resiko yang lainnya.

    Siapa yang tahu bukan?

    Dan harapan saya tetap bahwa mereka-mereka harus sadar kalo tindakan mereka saat ini pasti ada resikonya. Jadi ketika resiko itu datang ndak akan ada penyesalan.

  14. Kayaknya aku first lady yang kasih komen nih:)

    Aku sepakat. Keperawanan memang tidak bisa dijadikan ukuran bahwa seorang perempuan itu baik atau tidak. Dan memang benar, humans are complicated. We are complicated. We do mistakes, dan kita khilaf. Wajar.

    Tapi aku percaya satu hal. Bahwa Tuhan itu Maha Adil. Dia akan memberikan seseorang yang sepadan dengan kita. Perempuan baik-baik akan mendapatkan lelaki yang baik-baik, dan sebaliknya. Aku yakin itu 🙂

  15. Sejarah keperawanan adalah sejarah pertempuran gender yang akhirnya didominasi oleh laki-laki. Itu hanya sebuah konstruksi sosial yang diberikan oleh masyarakat (yang didominasi laki-laki) dan dikenakan kepada perempuan. Kasus di Indramayu bisa dijadikan contoh kalau sebuah peraturan bisa dikenakan pada suatu gender tertentu.

    Ukurannya sering tidak adil. Perempuan dipermasalahkan, sementara laki-laki dianggap biasa. Ukurannya juga hanya sebentuk selaput yang secara biologis bisa pecah karena berbagai aktivitas, dan bukan hanya sexual activity saja. Sementara laki-laki ? ukurannya tidak ada.

    Jadi, sangat picik, buat saya pribadi, menilai seorang manusia (perempuan) hanya dari sebuah keperawanan.

  16. @dewo
    Thx mas dewo 😉

    @arsyame
    Thx buat komen-nya mas/mbak 🙂
    Aku setuju dengan perspektif ini, ketika seseorang bisa mempertahankan kehormatan-nya dia seharus-nya juga mendapatkan hal yang sama, tapi sekali lagi apakah ke-perawan-an dan ke-perjaka-an menjamin se-seorang moral-nya lebih baik atau mungkin kehormatan-nya lebih tinggi?, bukan-kah rusak atau tidak-nya sebuah moralitas dan juga tinggi rendah-nya sebuah kehormatan itu lebih ke penilaian orang lain yang sekali belum tentu benar atau salah. 😉

    @Hanna
    Thx buat appraisal-nya Han 😳
    Dan memang kalau itu akan menjadi kebanggan tersendiri seandai-nya saudari-saudari kita bisa menjaga yang satu itu.

    @danalingga
    Absolutely deal bro, setuju sekali, dan pemahaman tentang resiko-resiko ini-lah yang harus kita tanam-kan di otak kita masing-masing dari sekarang. 🙂
    Dengan catatan, kita juga harus bisa memahami dan tidak menghakimi orang lain yang belum tentu lebih buruk dari kita pada saat dia sedang menerima akibat dari sebab perbuatan yang telah dilakukan-nya, aku rasa 😉

    @rahmawati

    Kayaknya aku first lady yang kasih komen nih:)

    Maaf ya mbak, seperti-nya sih untuk sekarang tidak, karena ada hanna diatas yang udah duluan :mrgreen:

    Aku sepakat. Keperawanan memang tidak bisa dijadikan ukuran bahwa seorang perempuan itu baik atau tidak. Dan memang benar, humans are complicated. We are complicated. We do mistakes, dan kita khilaf. Wajar.

    Kita sama-sama sepakat mbak. Dan itu-lah yang sebenar-nya yang harus kita pelajari, memahami menerima ke-tidak sempurna-an kita sebagai manusia, tapi sayang-nya masih banyak di-antara kita yang selalu mengganggap bahwa kita lebih benar dari mereka yang telah melakukan kesalahan itu.

    Tapi aku percaya satu hal. Bahwa Tuhan itu Maha Adil. Dia akan memberikan seseorang yang sepadan dengan kita. Perempuan baik-baik akan mendapatkan lelaki yang baik-baik, dan sebaliknya. Aku yakin itu 🙂

    Aku juga percaya hal yang sama, tapi mungkin sedikit tambahan, kalau aku percaya juga, selalu ada kesempatan bagi setiap orang, termasuk kita yang tidak baik akan menjadi lebih baik lagi melalui pasangan yang baik yang diberikan oleh Tuhan. Bukan begitu mbak? 😉

    @fertob
    Seperti-nya kita punya pandangan yang sama dalam menyikapi hal ini bro 😉
    Terlebih lagi dengan masalah ukuran yang tidak adil itu, yang jelas-jelas merugikan satu pihak saja dan itu-lah yang mengusik aku untuk mengurai-nya dan meminta pendapat dari teman-teman semua. Dan ya jelas, itu picik sekali, meskipun ternyata sampai saat ini kita masih saja sering menemukan kepicikan itu 😕

  17. entah kenapa banyak pria kalau pacaran pilih yang bisa diajak main-main dan bisa diajak seks, sedangkan kalau untuk menikah, baru pilih yang baik-baik dan kalau bisa masih perawan. padahal itu tidak adil untuk para kaum wanita.

    saya sendiri penganut “keep virginity until married“, tapi beberapa orang bilang prinsip saya ini ketinggalan jaman. aneh… 😕

  18. @extremusmilitis

    Akur bro!!! . :mrgreen:

  19. saya pernah membahas ini juga sama beberapa blogger.
    menurut saya pribadi: keperawanan itu sangat penting, dan sangat patut bahkan harus dipertahankan, hingga waktunya tiba untuk ‘dilepas’

    demi calon suami? tentu saja tidak…coz saya tidak bisa memberi jaminan 100% bahwa calon suami saya nantinya juga masih ‘perawan’ (dan nyaris mustahil emang)

    lantas, untuk siapa?
    ya, untuk saya sendiri donk…sebuah penghargaan saya buat diri saya sendiri ketika saya bisa mempertahankan hal yang sudah seharusnya saya pertahankan.
    dan, mempertahankan keperawanan disini, menurut saya, lebih dari sekedar menjaga robeknya selaput tipis -yang sering dijadikan laki laki bangsat sebagai alasan mencampakkan istrinya- Hal ini menurut saya, adalah pengendalian diri yang -mungkin- tersulit yang dialami oleh makhluk bernama wanita.

    Meskipun saya termasuk orang yang ‘pro keperawanan’, saya sangat tidak sepakat dengan kaum laki laki yang hanya menilai seorang wanita dari selaput tipis berjudul selaput dara (meminjam istilah mas Guh ;))-yang bisa dengan mudah robek atau tidak robek sama sekali-. Egois!

  20. terngiang di kepala saya, ucapan makhluk bandit berjudul Joe yang konon katanya adalah kata kata temennya
    *holoh*

    keperawanan itu hal yang sepele, Joe…
    Lha kalo yang sepele aja ndak isa njaga…gimana dia njaga anak anak kami nanti?

  21. Aku tidak tahu apa si pria itu sudah mengingat kembali kapan dia pertama sekali kehilangan ke-perjaka-annya, dan juga menghitung kembali sudah berapa kali dia melakukan-nya (tidak perlu di-jelaskan disini), seperti-nya sih tidak, dan aku yakin itu. Nah, kan ini berarti suatu bentuk ke-tidak adil-an terutama bagi si gadis, dan ini benar-benar suatu bentuk peng-hakim-an terhadap nilai-nilai kemanusiaan si gadis. Apalagi, rasa-rasa-nya dalam ber-keluarga, aku pikir itu bukan patokan sebuah ke-bahagia-an yang hakiki (meskipun aku belum pernah berkeluarga), dan yang pasti-nya itu seorang gadis menurut aku, tidak bisa dinilai dari ke-perawanan-nya semata. Aku yakin kita pasti punya pendapat, dan alasan yang ber-beda-beda.

    sepakat, musmus!

    dan dari membaca di sini, setidaknya saya masih bisa tersenyum, karena ternyata masih banyak juga orang yang memiliki dan memanfaatkan otaknya untuk berfikir, sehingga tidak berfikir picik seperti yang sudah kamu kasih contoh itu.

    😉

    eh, Siw hetrik ya?

  22. Kalau dilihat dari segi positifnya kejadian tersebut, paling tidak perempuan itu tidak jadi menyerahkan hidupnya (yang lebih berharga) kepada laki2 yang menilai dirinya hanya dari sebuah selaput dara-nya saja.

    Tidak adil memang, tapi kalau dilihat dari jumlah komen yang masuk ke tulisan ini kayaknya pemikiran tentang “harga diri seorang wanita hanya dari selaput daranya saja” sudah menurun.

    Dan sepertinya pemikiran “mahkota wanita adalah selaput dara” seharusnya sudah lama masuk museum.

  23. Waaahh….
    Enak juga neh, kalo punya calon mertua kayak si Extrim ini, dia ndak perlu menanyakan status keperawanan calon mantunya….

    (ngangguk-angguk sambil garuk kepala, soalnya kalo (Islam) didepan penghulu, soal keperawanan bakal ditanyain negh…..)

  24. Wajar dong, laki2 bersikap begitu. Wanita belum menikah udah kehilangan keperawanan kan artinya dia udah pernah melakukan ‘hal-hal yang seharusnya belum ia lakukan’. Ini dari perspektif agama dan norma sosial. Kalau selaput dara robek karena kecelakaan, bisa diterima sih. Tapi klo karena hubungan diluar nikah?

    Kehilangan keperawanan menunjukkan si wanita “pernah tidak bisa” memenuhi kaidah agama (seandainya ia punya agama yang melarang perzinahan, klo ada agama yang nggak sih ya oke aja), dan norma sosial yang berlaku.

    Si pria sebenarnya menunjukkan dirinya membutuhkan ‘rasa aman’ bahwa si wanita akan setia padanya atau setidaknya punya potensi setia yang besar, atau setidaknya pandangan konservatif bahwa dia butuh seseorang yang memberikan segalanya untuknya (sama seperti yang wanita minta bukan?). Iya kalau si wanita tidak akan mengulanginya… kalau iya?

    Ini bukan sesuatu yang dilakukan ‘sendiri’ spt dalam comment

    ” Mrs. Neo Forty-Nine
    Oktober 7th, 2007 at 11:43 pm

    Aku tidak tahu apa si pria itu sudah mengingat kembali kapan dia pertama sekali kehilangan ke-perjaka-annya, dan juga menghitung kembali sudah berapa kali dia melakukan-nya ”

    wanita juga bisa melakukannya ‘sendiri’ lho (tidak perlu dijelaskan). Masalahnya untuk kehilangan keperawanan butuh setidaknya dua orang… hehehehe (sori).

    Saya mungkin konservatif dalam hal ini. Namun saya beranggapan wanita yang baik adalah yang bisa menjaga diri dalam norma agama dan sosialnya, sama seperti yang saya usahakan.

    Just the comment, no offense.

  25. Nice article bro. I support your idea on this issue 🙂

  26. Setuju, keperawanan tidak bisa dijadikan sebagai ukuran utama.

  27. Nimbrung ahh…

    kalau saya sich karena blom pernah menikah, pasti nyari yang masih perawan, soale kalau ada yang ngomong perawan nggak penting…kenapa nggak kawinin aja janda..:)), sekalian bantu anak-anaknya…jadi nggak perlu buat anak lagi heeee…..:)

    PISS

  28. Suatu komitmen awal sangat di perlukan bagi pasangan yang serius dalam jenjang pernikhan sehingga hal tersebut tdk seharunya terjadi, Masalah keperawanan akibat kecelakaan ( baca : diperkosa) tentunya kita tidak bisa memvonis sang gadis dengan gegabah tapi bila keperawanan dikarenakan rela dengan seorang pria atau sejenisnya itu yang mesti kita interogasi…siapa sih yang berharap ama gadis yg sudah tidak perawan …kata ‘mereka’ kita tidak bisa merasakan yang sesungguhnya 😀

  29. orang orang bodoh membuat postingan bodoh dengan comentar bodoh

    keperawanan itu urusan serius mas/mbak, nanti di neraka akan ada wanita yang dituang cairan panas kedalam kemaluannya karena menganggap enteng zinah

    dan mbak / mas disini koq seperti orang tak punya agama, bahkan seperti dak punya otak, bodoh, koq menganggap enteng masalah keperawanan, ini DOSA BESAR lho mas/mbak, banyak istighfar mas/mbak, Siksa di Akherat itu sangat berat

  30. Masalah kenapa tidak perawan lagi/ilangnya keperawanan itu yang membuat makna keperawanan calon istri itu jadi penting bagi calon suami. Wanita juga bangga kalau bisa menyerahkan kehormatannya yang dia jaga selama hidupnya kepada suami pilihannya yang syah menurut agama dan negara. Lain cerita kalau pria dan wanita sama-sama penganut sex bebas…ya…mau sex sama siapa saja ndak ada yang ngerecoki. Wajar juga pria menanyakan status keperawanan pada calon istri, karena yang dia pilih itu calon ibu untuk generasinya.

  31. klo gw nyari bini, harus yg perawan…..!! klo kagak perawan mah ogah!

  32. Ehm, gimana yah. Saya mungkin orang kuno.
    Secara pribadi, keperawanan itu penting dari segi moral, bukan biologis atau psikologis.
    Cewek yang secara sukarela menyerahkan keperawanan-nya sebelum nikah dengan alasan cinta, nafsu atau whatever menurut saya tetap melanggar salah satu hukum Tuhan yang berat.
    Jika dia bisa menyerahkan hal sebesar itu secara sukarela kepada orang lain, apa yang kita harapkan lagi dari dia.
    Kasusnya menjadi lain bila dia jujur sejak awal dan si pria akhirnya dengan tulus mau menerima-nya. Dengan tidak mengatakan sejak awal, si cewek membohongi si pria, apapun kata cinta yang diucapkan si cewek, faktanya dia bohong.
    Akan sulit membanun perkawinan tanpa dilandasi kejujuran dan kepercayaan satu sama lain.
    Anyway itu pendapat pribadi, sangat pribadi.
    Jadi, peace bro ….. 🙂

  33. Apa itu berarti kalau yang perawan itu punya harga diri lebih tinggi?
    kalau bicara masalah harga diri, keperawanan salah satu faktor yang menentukan orang dibilang punya harga diri/tdk! memang bukan hanya keperawanan saja yg menentukan seseorang dibilang punya harga diri/tidak, sikap dan perbuatan sangat menentukan harga diri kita.
    bagi saya g perawan bukan berarti buruk, tapi tidak baik! he he

  34. @cK

    entah kenapa banyak pria kalau pacaran pilih yang bisa diajak main-main dan bisa diajak seks, sedangkan kalau untuk menikah, baru pilih yang baik-baik dan kalau bisa masih perawan.

    Nah ini dia yang emang jadi fakta dan realitas yang terjadi saat ini, semua-nya berjalan di-dasari nafsu doang chik 😦

    saya sendiri penganut “keep virginity until married“, tapi beberapa orang bilang prinsip saya ini ketinggalan jaman. aneh… 😕

    hayo, siapa yang bilang ini aneh? (dengan berapi-api)
    *nyiepin parang, dan ngasah pedang* :mrgreen:
    thx ya chik udah urun pendapat…

    @danalingga
    Akur juga euy, *ngirim jempol ke dana* :mrgreen:

    @Mrs. Neo Forty-Nine
    weksss, chiw komen-nya panjang amat, mana hetrix lagi, niat-nya tadi mo nendang yang hetrix tapi siwal-nya bukan samfah :mrgreen:
    Itu prinsip yang bagus, kalau emang yang satu itu bukan untuk laki-laki, tapi sebuah penghargaan bagi si wanita itu sendiri, jadi ngapain laki-laki harus ngamuk-ngamuk dan maksain, lha wong milik ya milik-nya si gadis kok, iya tha chiw? 😉

    Hohoho, logis dan masuk akal, gimana mo ngurusin yang besar, lha yang kecil aja nyungsep…

    Thx ya chiw buat komen-nya yang mencerah-kan, tumben serius? oh iya dan juga senyum-nya, tapi yang ini bukan senyum=gila kan? :mrgreen:
    *di-tendang keluar dari blog sendiri, lho kok…*

    @salamatahari
    Komentar yang bagus, mbak, dan ya aku juga seneng karena ternyata temen-temen disini udah berpikir lebih ke hakikat kita sebagai manusia dalam menghargai mereka yang, yah, silaf daripada sekedar meribut-kan tentang “selaput dara” 😉

    Dan sepertinya pemikiran “mahkota wanita adalah selaput dara” seharusnya sudah lama masuk museum.

    Hmmm, setuju mbak :mrgreen:

    @mbelgedez
    Ya…ya, emang enak kalau aku jadi mertua…
    *timpuk mbelgedez pake buku Nikah* 😆
    sorry, ini dapet-nya dari pak penghulu yang nanyain status euy :mrgreen:

    @probo
    Ndak apa-apa kok, gak bakalan ngerasa ini offense, kita kan ini lagi sharing 😉
    Btw, sedikit banyak aku setuju dengan yang bro kata-kan seperti yang ini:

    Namun saya beranggapan wanita yang baik adalah yang bisa menjaga diri dalam norma agama dan sosialnya, sama seperti yang saya usahakan.

    Ini artinya kan sebelum si laki-laki menanyakan tentang ke”suci”an seorang gadis, dia juga harus masti-in diri-nya juga harus “suci” bukan? Dan seharus-nya tidak sekali lagi meng-hakimi si gadis sedang-kan dia sendiri lebih buruk lagi, iya kan?

    Si pria sebenarnya menunjukkan dirinya membutuhkan ‘rasa aman’ bahwa si wanita akan setia padanya atau setidaknya punya potensi setia yang besar

    Egois-me seorang lelaki yang selalu meminta tanpa pernah memberi 😉 . Dia mengharap-kan “rasa aman/kesetiaan”, sedangkan apa dia sendiri sudah memberikan “rasa aman/kesetiaan” yang sama? 🙄

    @guebukanmonyet
    Thx untuk support-nya bro Tasa 🙂

    @bacrut
    Thx atas komen-nya. Tidak ada yang bilang ke-perawan-an itu tidak penting, justru sangat penting lho. Tapi ini bukan sekedar penting atau tidak penting-nya sebuah ke-perawan-an 😉
    Apa ngebaca-nya pake elmu speed reading yaks ? 🙄

    @dwi Yanto
    Mas Dwi, ya komitmen itu yang sangat di-perlu-kan dan emang tidak ada satupun yang mengharapkan seorang gadis yang “tidak suci” lagi. Hanya saja, apa itu lantas membuat kita harus membiar-kan itu terjadi ketika ternyata kita kaum laki-laki lebih kotor lagi? Seandai-nya posisi-nya dibalik, apa kita laki-laki bisa menerima penolakan itu? 😉 . Thx mas buat pandangan-nya
    *aku juga laki-laki tulen*

    @orang orang bodoh
    thx atas pencerahan-nya untuk kami-kami yang “bodoh” ini 😉

    @reza

    Wajar juga pria menanyakan status keperawanan pada calon istri, karena yang dia pilih itu calon ibu untuk generasinya.

    Yupe, apa yang mas/mbak katakan itu benar, tapi apa tidak lebih baik kalau sang pria menanyakan status diri-nya sendiri sebelum kemudian menanyakan status sang calon istri? 😉

    @adhid
    Itu emang hak tiap orang untuk mendapat-kan yang terbaik bro 😉
    Hanya saja sedikit saran, kalau bisa sebelum-nya kita harus periksa diri sendiri dulu, supaya adil, bukan begitu?

  35. Ke-tidak-perawanan gadis sebelum menikah bisa terjadi karena banyak hal, kecelakaan, diperawani jari sendiri (mast.), diperkosa, ditipu laki-laki, karena dia begitu mencintai ‘laki-laki pertama’, rasa ingin tahu, coba-coba lalu ketagihan, karena memang menyukai seks dan libido tinggi, dll, banyak sekali. Sebenarnya susah memberi jawaban general bila ditanya ‘pentingkah keperawanan?’

    Aku berani menjamin kalau faktor-faktor diatas membawa pengaruh yg berbeda-beda pada personalnya, yg pada gilirannya juga berpengaruh pada pernikahan. Aku pikir, harus lihat-lihat dulu kenapa dia sudah tidak perawan, bukan?

    Kalau dihubungkan dgn agama, semua agama juga melarang perzinahan (setidaknya Kristen dan Islam), agama lain belum tahu, tapi aku yakin pasti dilarang juga, hanya saja, mari kita berpikir logis saja deh, karena budaya tidak perawan di Indonesia makin meningkat kemungkinan ‘mendapat perawan’ akan susah, skrg yg kita harus pikirkan adalah bagaimana ‘menerima’ mereka yg sudah tdk perawan, bukan menghukumnya dgn dakwaan omong kosong….

  36. untung ditinggalin sebelum nikah.
    coba abis malem pertama trus ditinggalin.
    what a great man.
    with all his promise and wonderfull bullshit.
    *injek injek si cowok*

  37. maksud sayah, injek injek sepatunya si cowok.. soalnya baru beli ituh..
    he..

  38. Kalau kita punya agama & menjalaninya, sesungguhnya keperawanan seorang perempuan yang akan kita nikahi itu hukumnya “WAJIB”, kecuali keperawanan hilang dikarenakan masalah yg tdk disengaja & diluar kesengajaan, misalnya : hilang ketika jatuh dari naik sepeda jengki, karena diperkosa, dll. Tapi kalau namanya sudah terkena NTUP diluar nikah, itu namanya “Keterlaluan”. Hukumnya wajib karena sbg seorang istri, nantinya harus bisa menjaga kehormatan keluarga, jangan sampai sdh dinikahi, ingat masa lalunya yg pernah di NTUP, lupa sm keluarga, nyari NTUPan lain diluar sepengetahuan suaminya yang sah, kalau sdh terjadi begitu bgmn dg anda yg menganggap keperawanan tdk penting?
    Keperawanan adalah ciri wanita yg bisa menjaga dirinya di jaman gombalisasi ini, dmn sex bebas sdh terjadi dmn2, dikalangan umum ataupun mahasiswa. Spt di kal. Mahasiswa, harusnya bs jadi panutan kepada org umum bahwa ia berpendidikan, tapi kenyataannya, di kalangan orang yg berpendidikan inilah banyak dihasilkan contoh2 yang tidak perlu dicontoh (Ini utk org yg kelakuannya menyimpang dari haluan pendidikan & agama).
    Kita memang sbg manusia banyak kekurangan & kesalahan, tp mari kita berusaha untuk lbh meminimkan kesalahan yg kita lakukan dg cara melakukan hal2 yg lebih baik utk kedepannya. Termsk dlm memilih calon istri dg melihat dari segi keperawanannya ini….PENTING.

  39. @yang mementingkan keperawanan

    apakah lantas seorang wanita yang telah kehilangan keperawanannya dengan sadar menjadi tidak layak untuk diperistri?

    Mohon di jawab dengan jujur.

  40. boleh- sih boleh… tapi kenapa harus diilang-ilangin kalo bisa dijaga brur 🙂

  41. @ danalingga

    Kasusnya menjadi lain bila dia jujur sejak awal dan si pria akhirnya dengan tulus mau menerima-nya.

    He he, kejujuran itu penting bro 🙂

  42. ngebahas perawan sih pasti kaga ada abisnya dah

  43. Klu aku keperawanitu penting tapi kalau keperawanan hilang tanpa dia sengaja / sadar mungkin layak untuk di peristri asalkan benar-benar tidak di sengaja. Tapi untuk zaman sekarang kayaknya kita sulit untuk membedakan yang prawan atau yang tidak Tapi kita harus Berusaha sekuat mungkin untuk mendapatkan yang masih perawan.

  44. lebih baik jadi ga perawan
    daripada jadi pengecut tak beridentitas 😛

  45. pada kawin ma slaput dara aja gih,,
    manusia itu ga luput dr khilaf dan dosa.
    ngaca dulu gmana kitanya?
    apakah kita betul2 perjaka?
    apa benar tanganmu tak pernah ‘medzholimi’ auratmu sendiri???

  46. Nah untuk cewe 2 kalau pacaran jangan kebablasan cinta, nafsu n sex karna pacaran kan untuk pengenalan & belajar memahami masing 2 pasangan,, nah yang satu itu kalau bisa di tahan biar kalau dah merried masih ada kerjaannya hehe belah duren,,, nah cowo 2 jangan ego dong bis perawanin cwenya di tinggalin kasian kan cowo lain mikir masa gw dapat yang nggak prokow hehehe bukan yang pertama dunk,,, untuk yang nggak prokow sebagai pelajaran dan bertobat kembali di jalan yang benar,, ehehehehhe enak sih gw juga mau dong perawanin tapi nggak di nikahin yaaaa hihih kaburrrrrrrrrrrr

  47. simpel. karena saya masih perjaka. berhubung gengsi saya tinggi, saya jadi takut kalah memalukan di saat pertama kalo langsung bertempur dengan veteran. makanya, maunya newbie bertempurlah dengan sesama newbie 😀

  48. ::::::::argh terlambat::::::::
    perawan itu apa to?
    *belom baca post mo buka puasa dulu*

  49. seperti-nya diskusi-nya semakin menarik ini, thx buat teman-teman atas atensi-nya 😉

    matasopiak
    wow yang bagian ini keren bro:

    ‘mendapat perawan’ akan susah, skrg yg kita harus pikirkan adalah bagaimana ‘menerima’ mereka yg sudah tdk perawan, bukan menghukumnya dgn dakwaan omong kosong….

    Salute!!!, Thanks 🙂

    -tikabanget-
    meskipun aku kesal setengah idup dengan tingkah si laki-laki pada kisah nyata ini 😡 , tapi aku mo klarikasi kemarahan tika dengan bernyanyi:
    “Tidak semua laki-laki, Bersalah Pada-Mu” :mrgreen:

    rhazio
    Thx bro atas pandangan-nya yang “RELIGIUS” 😉
    Tapi sekali lagi aku tekan-kan kalau kita di-sini tidak sekedar mem-bicara-kan penting atau tidak penting sebuah ke-perawan-an, tapi kita men-coba juga untuk memahami kenapa itu yang di-jadikan sebuah ukuran? Apakah ada yang menjamin kalau dia emang tidak perawan lagi sebelum menikah, lantas dia bakal gampang di-NTUP (pake istilah bro) ???
    Sedang-kan kenyataan yang terjadi saat ini jumlah terbesar “Pencari NTUP”, justru dari “orang-orang yang sebelum-nya baik/di-cap baik dan juga kaum laki-laki” itu sendiri, coba baca disini alesan terjadi-nya NTUP-NTUP-an 😉

    danalingga
    ... 🙂

    hmcahyo
    Benar itu benar. Hanya saja yah, situasi-nya emang udah seperti ini 😦

    sigid
    Nyantai aja bro, keep smiling in peace, kita semua bebas ngelontarin pendapat sesuai dengan perspektif kita kok 🙂 Asal bertanggung-jawab dan tidak me-rendah-kan siapa-pun.
    Aku juga, dan kita semua percaya disini kalau itu adalah sebuah kesalahan besar. Dan juga aku juga setuju kalau kejujuran adalah landasan yang kuat, dan terbukti ini udah di-coba di-lakoni oleh si gadis dan itu sebelum pernikahan lho, meksipun yah, sangat terlambat, tetapi ternyata apa yang di-dapat-kannya, malah penolakan yang berujung ke pembukaan terhadap aib ini.
    Emang pasti akan lain bro kalau dia jujur dari awal, tapi tetep kita tidak tahu akhir cerita-nya, apakah ada perbedaan-nya?
    Dari hasil analisa-ku, ternyata si pria ini emang gak bisa nerima apapun jawaban si gadis. Padahal di-situ ter-ungkap juga kalau dia sendiri bahkan pernah meng-ajak si gadis untuk ML, tapi di tolak karena si gadis tidak ingin kecewa untuk kedua kali 😡

    @heru
    Nah, kalau yang ini aku setuju kalau emang ke-perawan-an tidak bisa di-jadi-kan faktor tunggal penentu harga diri, dan aku lumayan setuju dengan pendapat bro yang ini, karena menurut aku ini lebih baik, daripada meng-hakimi:

    ya g perawan bukan berarti buruk, tapi tidak baik

    😉

    syafriadi
    yupe, betul sekali…

    aeropulsa
    Ya, kita tentu harus berusaha mendapat-kan yang terbaik, yang penting sih kita jangan sampai merasa rendah seandai-nya ternyata kita mendapat-kan yang ternyata bukan yang terbaik kan? 😉

    caplang™
    Wakaka, setuju…tapi yang sabar ya bro, sabar, itu biasa…ndak usah di-lawan-in, dia orang Indonesia juga kok, pake-nya Indosat lagi…
    *ngompres pala-nya caplang pake olies* :mrgreen:

    ‘K,

    pada kawin ma slaput dara aja gih,,
    manusia itu ga luput dr khilaf dan dosa.
    ngaca dulu gmana kitanya?
    apakah kita betul2 perjaka?

    Hehehe, tuh lihat Jenderal udah turun tangan, ayo Jenderal, ayo… 😉

    apa benar tanganmu tak pernah ‘medzholimi’ auratmu sendiri???

    Tuh kan, akhir-nya kita kaum laki-laki ke-senggol juga sebuah kebenaran yang aku yakin 99% dari kita pernah…
    *merenungi perkataan ‘K* 😥

    Antonie Paw
    Aku setuju dengan opini-nya bro, dan ini-lah yang udah seharus-nya…tapi kalay untuk yang ini:

    enak sih gw juga mau dong perawanin tapi nggak di nikahin yaaaa hihih kaburrrrrrrrrrrr

    *nyiepin se-batalyon orang buat nangkep* 😈 😉

    Shelling Ford
    halah, ini lagi…veteran ama newbie itu belon tentu siapa yang bakal menang…lha kalau newbie-nya emang lebih top markotop bagaimana hayo?
    *ngirim pelatih khusus itu, ke rumah joe* 😈


    @almascatie

    AAARRRGGGHHHH, samfah berceceran lagi 😡
    *nimpuk almas pake se-piring kolak panas buat berbuka* :mrgreen:

  50. @ almascatie :
    perawan itu kustomisasi dari perahansapi..
    hasilnya sususapi..

  51. @hoek
    nadah tangan terima kolak
    *mumpung dah ada es buah*

    btw.. soal mitos kadang ada yg bener kadang perlu ditelusuri lagi kebenarannya, nilai2 keperawanan pada jaman dulu mungkin bisa dianggap tolak ukur kesucian dan mungkin juga bisa dianggap laki2 pada jaman dulu bisa suci semua *anggapan*
    tapi jaman skarang setiap mitos mau tidak mau harus ditelaah lebih dalam sebagai nilai peradaban dan bukan tuntunan hidup.
    jadi yah gitu deh
    😆

    @-tikabanget-
    buset
    😯
    dijual botolan?
    wakakkakakak
    *kaburrrrrrrrr*

  52. orang orang bodoh
    Oktober 8th, 2007 at 10:07 am

    orang orang bodoh membuat postingan bodoh dengan comentar bodoh

    keperawanan itu urusan serius mas/mbak, nanti di neraka akan ada wanita yang dituang cairan panas kedalam kemaluannya karena menganggap enteng zinah

    dan mbak / mas disini koq seperti orang tak punya agama, bahkan seperti dak punya otak, bodoh, koq menganggap enteng masalah keperawanan, ini DOSA BESAR lho mas/mbak, banyak istighfar mas/mbak, Siksa di Akherat itu sangat berat

    ah, ad hominem lagi… 😕

    keperawanan itu urusan serius mas/mbak, nanti di neraka akan ada wanita yang dituang cairan panas kedalam kemaluannya karena menganggap enteng zinah

    udah pernah ke neraka ya, Mas/Mbak/Pak/Bu/Nci?
    kayaknya pengalaman bener… 😕

    dan mbak / mas disini koq seperti orang tak punya agama, bahkan seperti dak punya otak, bodoh, koq menganggap enteng masalah keperawanan, ini DOSA BESAR lho mas/mbak, banyak istighfar mas/mbak, Siksa di Akherat itu sangat berat

    mbak dan mas yang mana?nganggap enteng apa? makanya BACA, sekali lagi BACA semuanya dengan tuntas. Dosa besar? emang situ ya, yang berhak ngejudge? ups…maaf maaf…esmosyi…

    manusia sekarang hebat hebat ya?
    😆

  53. hehehe… lihat komen-komen diatas. 🙂

    mus, yang disinggung itu (keperawanan) adalah suatu norma yang dasarnya memang masih banyak perdebatan.

    harusnya juga ditanya balik, kalau cowok ingin cewek perawan jadi istrinya, apakah cewek juga tidak ingin cowok perjaka jadi suaminya ? ukurannya juga harus bisa dibalikkan.

    jangan cuma hanya bisa menilai cewek dari sisi keperawanan, sementara cowok nggak boleh dinilai dari sisi keperjakaan. itu nggak adil namanya, kecuali buat mereka yang berpikiran sempit.

    (katanya) cewek bisa ketahuan perawan atau tidak, tapi cowok apa bisa ketahuan masih perjaka atau tidak ? 🙂 jangan hanya pake satu parameter untuk mengukur seseorang sementara parameter yang sama tidak bisa dipakai sebaliknya. sekali lagi, itu nggak adil namanya kecuali bagi mereka yang berpikiran sempit.

    kalau kita pake ukuran norma budaya, agama, sosial, hal itu sangat laki-laki sentris. semua ukuran yang buat adalah cowok dan dikenakan pada cewek alias patriarkal.

    contohnya saja, kalau terjadi perzinahan yang sering dianggap salah itu si cewek. sementara zinah nggak mungkin terjadi kalau nggak ada cowok dan cewek. jadi cowoknya kemana ? hilang ? atau bukan dianggap salah cowok juga ? 🙂

    intinya lagi, dewasa aja…. jangan pake kacamata kuda dlm menilai sesuatu. 🙂

  54. lots of comments… congrats buat yang bikin postingan… hehe..

    Sepertinya banyak yang tidak suka bila keperawanan sorg gadis hilang sebelum waktunya, klo saya liat kebanyakan cowok di comments2 diatas bilang begitu… meski tidak ada jaminan mereka tidak perjaka lagi… !! (sayangnya ngga ada parameter buat keperjakaan)

    yang cewek dan sbgn cowok byk yang menginginkan (dalam comments2 diatas) bahwa keperawanan bukan ukuran lagi di jaman sekarang… atau sepertinya ungkapan; “Jangan nilai wanita berdasarkan itu!!” secara halus.

    yang bikin postingan (extremusmilitis..- oh sulit ngejanya) dari pertama udah bilang keperawanan bukan tolak ukur memperhitungkan kualitas seorang wanita… dalam hal ini postingan Anda agak bertentangan dengan norma sebagian besar masyarakat kita lho! Tapi salut Anda mau share

    Secara gitu… (dimana ya saya dapet istilah ini…) prinsip pendapat saya sudah saya utarakan diatas. Saya cuman mau bilang buat cewek2, hati2 aja dalam pergaulan, karena ngga semua cowok bisa menerima ketidak perawanan… dan buat cowok, kasian ceweknya klo keperawanannya kalian renggut, dan perhatikan juga diri kalian udah bener atau belum jangan mentang2 cowok… ngelakuin apapun ngga ada bekasnya… hehe!

    Piss, jaga diri dan dunia

  55. waaah…
    Om Fertob keren deh…
    beruntung banget calon istrinya Om…

    😳
    *kaboooorrrr*

  56. sebenarnya tidak ada nikmatnya ‘ bertempur ‘ dengan gadis perawan, itu khan hanya ego lelaki saja seolah bisa menaklukan

  57. yang bikin postingan (extremusmilitis..- oh sulit ngejanya) dari pertama udah bilang keperawanan bukan tolak ukur memperhitungkan kualitas seorang wanita… dalam hal ini postingan Anda agak bertentangan dengan norma sebagian besar masyarakat kita lho! Tapi salut Anda mau share

    emang bukan tolok ukur, tapi bisa jadi pertimbangan untuk melihat kualitas seorang wanita,dalam hal ini, yang saya maksud adalah, usaha untuk mempertahankan hal itu lho…
    kalo perawan itu sendiri cuma dinilai dari selaput dara aja, semua juga bisa berkali kali jadi perawan, bukan gitu?
    😉

  58. yang punya blog kemana kok nyonya farid semua nih
    😆

  59. yang saya maksud adalah, usaha untuk mempertahankan hal itu lho…

    aha kalo yang ini mah ga hanya dari cewek aja cowok pun harus tuh
    :mrgreen:

  60. Mrs. Neo Forty-Nine
    Oktober 8th, 2007 at 11:21 pm
    “kalo perawan itu sendiri cuma dinilai dari selaput dara aja, semua juga bisa berkali kali jadi perawan, bukan gitu?”

    Maksudnya apa ya Neng?

    (just ask)

  61. #bopswave
    maksutnya, kalo perawan itu dinilai dari selembar selaput dara aja, bisa aja seorang cewek kembali perawan berkali kali.
    bukannya udah ada ‘teknologi’ yang bisa bikin selaput dara yang sudah robek, kembali ke bentuk semua. itu yang saya maksud…

    😉

    maaf kalo ndak bisa menjelaskan lebih gamblang…

  62. o… ya ya ya ya….

    😉

    (buka – tutup)
    (tutup – buka)

    😉

  63. seseorang gebetan teman pernah bilang ke saya:

    apabila seorang wanita menjaga keperawanannya, maka niscaya ia akan diberikan jodoh yang masih perjaka, karena Tuhan Maha Adil. Begitupun sebaliknya. Apabila seorang pria menjaga keperjakaannya, maka Tuhan akan memberikan seorang wanita yang masih perawan untuk dijadikan pendamping.

    saya sendiri senang dengan quote tersebut, sehingga apabila saya menjaga dengan baik diri saya sendiri, maka insya Allah saya akan diberikan pasangan yang sesuai dengan sebagaimana saya menjaga diri saya sendiri. Maaf kalau bahasanya ribet.. 😀

  64. apabila seorang wanita menjaga keperawanannya, maka niscaya ia akan diberikan jodoh yang masih perjaka, karena Tuhan Maha Adil. Begitupun sebaliknya. Apabila seorang pria menjaga keperjakaannya, maka Tuhan akan memberikan seorang wanita yang masih perawan untuk dijadikan pendamping.

    kenyataanya Chik…suliiit…
    secara fisik lho…menurutku, sulit banget nyari cowok yang masih ‘perawan’ jaman segini.

    kalo aku, yah…berharap saja, aku dapat jodoh yang masih perjaka akhlaknya, karena keperjakaan fisiknya, jujur aja…aku gak gitu memperdulikan, lha emang gak bisa dilihat kok…
    coba bisa diliat, kan bisa di olok olok…
    😆

    canda kok sayang…
    😉

  65. Lha ya gak bisa di salahin laki2nya juga, tho. Sapa tau dia kecewa karena impiannya untuk menjadi pemakai pertama gugur gara2 calon istrinya gak perawan.. Dan kalo perkawinan itu tetap dilaksanakan, berarti sama dengan harus mengubur impiannya seumur hidup.. :))

  66. Tanya kenapa?

  67. @ Siwi :

    kenyataanya Chik…suliiit…
    secara fisik lho…menurutku, sulit banget nyari cowok yang masih ‘perawan’ jaman segini.

    kalo aku, yah…berharap saja, aku dapat jodoh yang masih perjaka akhlaknya, karena keperjakaan fisiknya, jujur aja…aku gak gitu memperdulikan, lha emang gak bisa dilihat kok…
    coba bisa diliat, kan bisa di olok olok…
    😆

    canda kok sayang…
    😉

    banyak kok cowok yang masih “perawan”, tapi nyarinya di hutan Amazon, hutan Afrika, hutan Kalimantan, atau hutan Papua :mrgreen:

    *pantesan dapet yg dari Kalimantan* 😉

    waaah…
    Om Fertob keren deh…
    beruntung banget calon istrinya Om…

    😳
    *kaboooorrrr*

    hahahaha… kami sama-sama beruntung kok.

    *tapi kayaknya dia yg lebih beruntung* :mrgreen:

  68. maaf om mus, jadi nyamfah nih…

    *di-hattrick nggak ya…?*

  69. Jadi ingat komen panjang-lebarku di postingannya cK tentang virginitas…

    Okay, first of all, saya sungguh turut sedih tuk nasib ce itu. Kalo dia sungguh2 mencintai temennya bro itu, dia betul2 gak layak diperlakukan demikian.
    Saya sepakat sama bro extremusmilitis. Keperawanan tu penting, tapi bukan yang terpenting. Alasan? Saya kutip saja dari komen di blog cK waktu itu: “Mencintai seseorang tu seutuhnya, dan itu termasuk menerima masa lalunya jg. Masa lalu adalah bagian tak terpisahkan dari hidup seseorg, gak bisa gak diterima. Yg dah terjadi, ya lewat. Masih banyak hal yang bisa dicapai hari ini dan di masa depan kalo mmg saling mencintai drpd membebani diri dengan masa lalu yang jelas gak bisa diubah.”

    Jalan pikiran seperti ini memang gak umum dengan masyarakat Indonesia kebanyakan. Tapi ini fakta, ini ada diantara kita, dan mungkin termasuk kita juga. Sudah gak jaman kita menarik garis pembatas antara yang perawan dan tidak, dan menaruh label “pendosa” or “bakal masuk neraka” pada mereka. Biasa aja deh..

    Saya juga sepakat & dengan smua yang mementingkan prinsip keadilan co-ce. Kutip lagi: “Tuk menghilangkan keperawanan membutuhkan dua orang, kan? Yang memperawani dan yang diperawani… Jd jgn cuma fokus sama yang diperawani…”

    Jadi, bro mus, kalo temenmu itu perjaka, saya ngerti pikiran & perasaannya, walo saya menyayangkan ‘timing’nya. Tapi kalo dia sendiri gak perjaka, sori bro, walo itu temenmu: mati saja…!

  70. *liat komen Om Fertob*
    😆

    ternyata si Om suka nyampah juga…
    :mrgreen:

    banyak kok cowok yang masih “perawan”, tapi nyarinya di hutan Amazon, hutan Afrika, hutan Kalimantan, atau hutan Papua :mrgreen:

    *pantesan dapet yg dari Kalimantan*;)

    ah, buat saya ndak penting kok Oom… malah, bisa jadi, yang nyari di hutan amazon itu udah diperjakai sama bukan manusia…ih…serem deh…

    holoh…

    buat saya, nggak penting calon suami saya itu perjaka ato enggak… yang di kalimantan aja saya juga ndak yakin, masih perjaka apa enggak :mrgreen:
    😉

  71. @almascatie
    Ternyata, sekali-sekali-nya almas bisa berpikir jernih juga 🙄
    btw, aku kenapa dianggap sebagai hoek yang bayut itu? 😦 , apa situ rindu ama hoek yaks?
    *tendang almas ke rumah hoek* 😆

    yang punya blog kemana kok nyonya farid semua nih
    😆

    Grrrr….grrrr…..sorry baru bisa online lagi euy, baru balik dari hutan belantara…
    *ngirimin molotov ke rumah almas* :mrgreen:

    @-tikabanget-
    halah, susu…susu…ini lagi bicara serius, bukan bicara susu 😡
    *ngiket tika di kandang sapi* 😆

    @cK
    Amin 🙂
    *ikutan berdoa buat cK*

    @Mrs. Neo Forty-Nine
    sabar…sabar…ndak usah esymosi, nih aku kirim es jeruk ya…

    manusia sekarang hebat hebat ya?
    😆

    he-e, emang bahkan lebih “hebat”


    Om Fertob keren deh…
    beruntung banget calon istrinya Om…
    😳

    *mode curiga: on* 😆


    bukannya udah ada ‘teknologi’ yang bisa bikin selaput dara yang sudah robek, kembali ke bentuk semua. itu yang saya maksud…

    ya…ya aku pernah dengar tentang teknologi ini dan emang kalau ke-perawan-an cuma di-ukur dari selaput dara, aku setuju kalau tiap perempuan bisa jadi perawan berulang kali, padahal kan inti-nya sebenar-nya bukan di-situ…

    @fertob

    contohnya saja, kalau terjadi perzinahan yang sering dianggap salah itu si cewek. sementara zinah nggak mungkin terjadi kalau nggak ada cowok dan cewek. jadi cowoknya kemana ? hilang ? atau bukan dianggap salah cowok juga ?

    contoh yang tepat sekali ini bro, dan ini salah satu contoh yang emang sering banget kejadian di masyarakat kita, apalagi seperti bro bilang kalau ternyata sekarang ini kita masih menganut “laki-laki sentris” dalam pelaksanaan norma budaya, agama dan sosial 8)

    jangan pake kacamata kuda dlm menilai sesuatu.

    wakakaka, analogi yang bagus buat mereka-mereka 😆

    maaf om mus, jadi nyamfah nih…
    *di-hattrick nggak ya…?*

    no comment
    *mode seleb: on* :mrgreen:

    @iman brotoseno
    hmmm, seperti-nya itu juga salah satu faktor-nya bro 😉

    @bopswave

    lots of comments… congrats buat yang bikin postingan… hehe..

    *lihat paragraf ke-dua diatas* 😉
    btw, thx juga udah share dengan kita di-sini, dan sekali lagi yang penting bukan benar atau salah-nya karena tiap orang punya pandangan masing-masing dalam menyikapi ini 😉

    @Qzink!
    Kita tidak mau nyalahin siapa-siapa di-sini, tapi bentuk per-tanggung-jawab-an yang seharus-nya, itu yang perlu kita per-tanya-kan

    Sapa tau dia kecewa karena impiannya untuk menjadi pemakai pertama gugur gara2 calon istrinya gak perawan..

    ya itu betul, tapi sudah-kah dia melihat ke-diri-nya sendiri, yang se-pengetahuan-ku juga bukan untuk pertama kali? Bagaimana dengan anda sendiri?

    @evelyn pratiwi yusuf
    😕 hayo tanya-tanya :mrgreen:

    @jensen99
    Pas sekali bro, dan ini-lah yang aku harap-kan. Sebuah pengertian yang adil, itu saja. Yang menurut aku udah di-salah kaprah-in sama orang-orang itu. 😉

    Tapi kalo dia sendiri gak perjaka, sori bro, walo itu temenmu: mati saja…!

    Ndak usah sorry bro, aku juga udah bilangin hal yang sama kok ke dia 😈

  72. #:D Qzink!
    Oktober 9th, 2007 at 5:55 am

    Lha ya gak bisa di salahin laki2nya juga, tho. Sapa tau dia kecewa karena impiannya untuk menjadi pemakai pertama gugur gara2 calon istrinya gak perawan.. Dan kalo perkawinan itu tetap dilaksanakan, berarti sama dengan harus mengubur impiannya seumur hidup.. :))

    😕

  73. apabila seorang wanita menjaga keperawanannya, maka niscaya ia akan diberikan jodoh yang masih perjaka, karena Tuhan Maha Adil. Begitupun sebaliknya. Apabila seorang pria menjaga keperjakaannya, maka Tuhan akan memberikan seorang wanita yang masih perawan untuk dijadikan pendamping.

    lha terus kalo ada pasangan udah yakin mo nikah
    tapi keduanya kekeuh pengen test-ride dulu gimana?
    misal disertai komitmen, apapun hasil test-ride
    pokoknya tetep nikah

  74. @ caplang

    tapi keduanya kekeuh pengen test-ride dulu gimana?

    test-ride.. 😆 😆 😆
    itu sih resiko mereka berdua.. :mrgreen:

  75. tet… tet… test ride?????? 😀

    Boleh difilmin ngga?

    (kabuuuurr)

  76. Se7 ama kamu, kenapa yang di permasalahkan adalah keprawanan si cewek aja, kenapa kok g ada ada yang mempermasalahkan keperjakaan si cowok. Memang cowok kebanyakan egois..

    Met kenal yo…bro….

  77. #senyumeva
    hmm…gimana kalo gak usah dipermasalahkan dua duanya?
    😉
    sulit sih, emang

    Memang cowok kebanyakan egois..

    ya…karena cowok adalah Manusia

  78. Kalau gue, gue mikir keprawanan itu bukan di artikan selaput dara, tapi dari hatinya sang wanita, kalau dia setia, sayang dengan gue, bagi gue keperawanan itu hanya semata “nilai bonus” kalau dapat syukur, ngga dapat dan ternyata si wanita itu setia, sayang, dan cocok dengan keluarga gue, kenapa tidak.

    tapi yg lucu adalah ketika sang wanita merasa dirinya tidak pantas terhadap sesorang laki laki, karena si laki laki masih perjaka. Sudah di usahakan memberikan penjelasan kepada dia, malahan dia yg mundur, sembari mengatakan “laki laki baik baik untuk wanita baik baik, dan laki laki tidak baik baik, mendapatkan wanita yg tidak baik juga” dan ini terjadi, aneh memang, tapi kalau tidak aneh bukan dunia namanya bukan?

    Dan gue yakin Allah saja maha pemaaf tetapi kenapa manusia tidak?.

    Jadi tidak hanya laki laki yg begitu, wanita pun begitu. Masih ada beberapa wanita yg merasa dirinya sudah rusak, menyebabkan dia menjadi minder atau tidak berani untuk berumah tangga.

    ada beberapa teman gue yg begini, sudah usia diatas 31 tahun masih belum menikah karena hanya masalah ini. bukan karena tidak mendapatkan laki laki yg mau menerima mereka, menurut gue, wanita adalah wanita wanita yg sangat cantik, malahan kalau gue boleh bilang, kalau mereka jalan tidak ada mata laki laki yg menatap takjub karena kecantikan mereka, tetapi terlebih karena merekanya sendiri yg merasa diri mereka sudah rusak.

    Jadi itu semua berpulang kembali kepada orangnya sendiri.

  79. Wanita; Ibarat Maju Terkepung Mundur Mati Langkah.

  80. @Mrs. Neo Forty-Nine
    sabar chiw, sabar, 😉

    @caplang™
    itu sih tergantung kedua belah pihak-nya, tapi seringan sih komitmen tidak sejalan dengan keinginan apalagi konsekuensi yang harus diterima 🙂

    @cK
    setuju chik, dan ya, itu jelas resiko mereka ber-dua dengan segala akibat-nya 😉

    @probo hindarto
    mau jadi bintang-nya?

    @senyumeva
    Kalau masalah banyak-banyak-kan yang egois- sih itu aku ndak bisa komen, karena ini bukan hanya masalah dia laki-laki atau dia perempuan, tapi masalah individu itu sendiri…Tapi ya, emang salah satu faktor-nya ya ke-egois-an itu sih 😉

    Met Kenal Juga Yaks, Thanks udah Mampir…

    @diujungwaktu
    Analogi yang bagus, tapi ini-lah yang menjadi tugas kita bersama untuk mengikis keadaan ini

  81. Duh, unda mau dong yang perawan, gila aja masa mau kawin ma cew yang dah tidur ma cow lain?
    Klo misal si cow juga gk pernah tidur ma cew lain, ya rugi dooooooooong.

    Tapi, tapi klo dipikir-pikir asal si cew emg sayang ma kita n janji gk selingkuh, rasanya ya gk papa lah, tapi ya rada cemburu juga c

    Halah, eh emg apa c bedanya yang udah perawan ma yang enggak?

    Duh, kasian dong y cew yang dah gk perawan tapi trus tobat trus mau nikah ma sapa?

    Ma cow bengal juga?

    Akhirnya si cow selingkuh sana sini

    Duh kasian deh

    Moga aja ntar punya anak cew kuat ngejagainnya

    Duh

    Parah-parah

    kasian

  82. keperawanan, keperjakaan fisik dan psikologis itu menandakan ketaatan seseorang menjauhi hal yang dilarang oleh agamanya.

    kecuali jika seorang gadis kehilangan keperawanan karena diperkosa, itu laen hal. atau karena dia seorang janda….ya iya lah :mrgreen:

    tapi kalo seorang pria kehilangan keperjakaan karena diperkosa? yang bener aja….

    jadi cowok juga kudu menjaga keperjakaannya sampai dia nikah…karena dia gak bisa pake alasan pernah diperkosa hehehe.

  83. @anakrimba
    itu dia, yang penting kita harus siap menerima apa-pun dan bagaimana-pun kan unda?
    tho sama aja kan? yang penting kita udah niatin baik nerima apa-ada-nya dan sebalik-nya juga 😉

    @yonna
    yupe, dan itu harus simetris bukan?
    meskipun untuk saat ini, pandangan buruk seperti itu masih terus di-amin-i oleh sebagian besar masyarakat kita 😦

  84. bagaimana jika kita mendapatkan cew yg sudah tidak perawan lg karena dulu cew tersebut memberinya karena sama2 cinta. tetapi akhirnya mereka putus karena masalah prinsip.tetapi cara mengatakan putus mereka, si cow ngomong ama cew nya ktanya disuru nunggu 1 tahun krn lg sibuk. ga jelas deh apa maksudnya padahal mreka 1 kampus n sering ketemu.yg pasti setelah itu hubungan mereka ngambang. selama penantian itu si cew bnyk bgt dpt gosip ttg cow nya yg ktanya pernah jalan ama cew lain.dst dst dst dan pd akhir penantian, hub mreka msh ngmbang gitu2 aja padahal si cew sudah bertanya berkali2 ttg status hub mreka. si cow hanya menjawab “ya tunggu aja”hal tsb si cew tidak tahan lg dan ingin jg (terpaksa) mencari pelarian dengan pacaran dengan cow lain. dst dst dst. n cow nya tau trus sms si cew blng klo cew nya penghianat. sbnrnya sapa si yg berhianat dlm hal ini?. kejadiannay berlalu bgutu saja dah si cew telah pacaran dengan cow yg baru tetapi dengan keadaan segel si cew ud lepas. klo kalian jd cow yg pacaran dengan cew yg pernah punya penglaman kaya gtu. gmana sikap kalian? menerimanya atau selesaiin aj karena dia melepasnya dulu karena saling suka

  85. belom selesai baca semuanya.
    belom baca semua komen.
    Tapi…
    Gw perempuan yg dilahirkan dgn satu beban moral, “keperawanan”.
    Gak bisa komen byk, hny pgn para lelaki gak menganggap keperawanan terlalu tinggi. Gimana pun jg, wanita itu manusia yg pasti pny salah. Dan manusia laennya harus bs memaafkan ‘ketidak-perawanan’ wanita.
    *ntar klo sempat, balik lg deh Bro!

  86. Para lelaki mempersoalkan keperawanan seolah “barangnya” masih orisinil. Kasihan banget para perempuan ini mati-matian menjaga selembar kecil selaput untuk dipersembahkan pada para lelaki yang bahkan telah menyerahkan keperjakaannya (setidaknya) pada sabun. Bayangkan! kita kalah duluan sama sabun!

  87. Alangkah baiknya dapat perawan, kalau tak lagi perawan ko suka ya, ambil lah. Kalau boleh aku ingin perawan. Ko tak suka perawan ke. Jelas saya rasa sebab ko pun bukan teruna lagi. Aku masih teruna dan layaklah bagi ku mendapat perawan. Bagi yang bukan teruna memang layak mendapat yang sudah di tebuk tupai.

  88. I just wanna say:
    S.E.T.U.J.U
    that’s the best think that I have heard
    but bukan berarti kita dapat menyepelekan ttg keperawanan itu. tetep di jg dunkz…
    GIRL POWER!!!!!

  89. @gus
    Sekali lagi aku tekan-kan kalau itu tergantung penilaian masing-masing kok. Bagi-ku secara pribadi aku tidak akan mempermasalah-kan ini, karena kalau kita bisa melakukan-nya, kenapa kita mem-pertanyakan lawan jenis kita yang juga melakukan-nya kan?

    @mutia
    Sebenar-nya sih ada sisi baik-nya juga, tapi yah aku juga percaya kalau itu bukan merupakan sebuah patokan dasar yang melegal-kan tindakan peng-rendah-an ter-hadap perempuan 😉

    @marsitol
    Ironis yaks 🙄

    @Sharipuddin
    Itu kan ter-gantung perspektif masing-masing, dan sah-sah aja kok kalau anda lebih memilih seperti itu 😉

    @thita
    Yah, aku setuju 😉

  90. ke-perawan-an
    penting dan sangat penting, tapi ini bukan alasan penting bagi seorang pria untuk menikahi seorang gadis.

  91. Emang ada gak ya bedanya perawan dan gak perawan?

  92. Mungkin karena gengsi sebagai pemakai pertama saja. Tapi ngomong ngomong, merawanin itu emang asyik sich

  93. Eh, telat…

    yah, balada selaput dara. Susah. Kalo ditilas balik, kira2 gara2 apa ya bisa muncul pandangan ini?

  94. Bagaimana kita bisa tahu seorang wanita masih virgin ato tidak? apakah laki-laki mo ngetes dulu sebelum memilih menikahinya? 🙂
    Kadang manusia penuh dengan vonis sesuai sudut pandangnya saja. ironisnya vonis yang diberikan adalah benar menurutnya. Perlu disadari bahwa didalam ketidaksempurnaan terdapat kesempurnaan.
    Virgin…Virgin…seakan menjadi dewa yang dipuja lelaki.
    OK..katakanlah pasangan kita dah gak virgin ketika dia terusterang mengatakan ketidakvirginitasnya kepada kita, lalu mau apa kita? apakah akan kita tinggalkan? Perlu kita bertanya kembali atas dasar apakah kita memilihnya? cinta? ataukah sebatas ” V- virginnya”?

  95. Keperawanan no 17
    yang penting cinta dan kesetiaan…. (tau lirik ini kan? :p)

    emang yang masih perawan udah tentu hidupnya bener?? sapa yang bisa jamin???
    So, yang masih pentingin keperawanan hanya karena dia menganggap cewek yg gak perawan itu sampah… ke laut aja dehh…:p

  96. menurut sya… keperawanan no. 1.. kenapa ? karena sya itu masih perjaka… walaupun bukan perjaka ting-ting… nah tergantung keperwanannya hilang karena apa… kalo karena keclakaan, misal: pemerkosaan, jatuh, dll, (pokoknya di luar dari hubungan intim suka sama suka) … itu masih diterima…
    comment sya ini pasti di dukung ma laki-laki yang perjaka (termasuk perjaka yang bukan ting-ting)…
    yang tidak mendukung, artinya comment yang tidak mementingkan keperawanan, artinya dia ini sudah perawan/perjaka lagi…

  97. hmmmm….. comment buat sya, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan “kalo yg tidak mementingkan keperawanan artinya dia udah gak perjaka lagi” ah….
    kayaknya ngga jg deh…

  98. @semua komen terakhir
    aku minta maaf kalau nggak mem-balas komen-komen-nya, karena aku yakin kita semua memiliki perspektif kita masing-masing dalam menyikapi tentang ini 🙂

  99. keperawanan memang harus dijaga…itu namannya anak baik…
    kalau masih gadis ga bisa ngejaga keperawanana…bagaimana nanti

  100. masalah gw di kawin paksa. hub gw sm cwk 4 th. gw baru tau sifat jeleknya 2-4 th terakhir. celakanya ortunya tau kalo gw udh perawanin, dan gw udah gak ada rasa cinta sam tu cwk karena ulah sifat dan prilaku dia yang gak wajar sebagai cewek.

  101. Jujur, emang perawan lebih enak sih. Gw juga gak
    kan pernah mau nikah sama yg gak perawan. Trus yg gak perawan nikah ama sapa? Pasti ada yg mau. Ya, yg setuju itu! Jadi semua ada jodohnya.

  102. haaaaahhhhhhhhhhhhh….
    ini masalah yang bener ato salahnya tergantung dari paragdigma masing-masing orang.
    yang satu ada alesan ini dan yang lain juga punya alesan yang berdeda.
    jadi kayanya ini terlalu sulit untuk diperdebatkan.

  103. Cewe yang ngaa loe kenal diperawanin orang

    Cewe yang loe kenal diperawani orang

    Cewe yang loe taksir diperawani orang

    Cewe yang loe pacarin diperawani orang

  104. Emang dah resiko buat perempuan yg dah berani melakukan perbuatan intim sebelum waktunya, contohnya aku yang mengalaminya sendiri, cewekku dah ga virgin, tp aku dari dulu telah menjaga keperjakaanku, alhamdululliah sampe sekarang masih terjaga, tp kalo mengingat cewekku dah ga perawan rasanya hati ini sakit juga, rasanya ga adil, pengen berontak tp gmn lg wong aku dah terlajur cinta, alhamdulillah sampe sekrang hub kami lancar2 aja, insya Allah kami segera menikah, tp bila mengingat cewekku dah ga virgin jujur aja rasa sakit hati sampe sekarang ga bisa ilang, sakit banget!!! mo ta putusin aku ga tega cz dia cinta bgt ma aku, jd skr aku jalanin aja, toh blm tentu dia jodohku.
    Jadi saran saya supaya kaum wanita jangan mudah melepas keperawanan sebelum benar2 halal dalam melakukannya, toh yang rugi juga wanita itu sendiri, dilihat dari segi manapun pasti selalu wanita yang di rugikan, iya kalo cowok tu ga kelihatan dia masih perjaka apa ngga.ok!
    INGAT…!!!! Hati-hati dengan lelaki buaya…!!!!!!

  105. sebenerya aku ingin tau yang lebih detail masalah perwawan terutama poto gambar perawan, klo ada yang punya poto prawan yang jelas alais terzoom bagian itunya boleh dong kirim potonya yach thangs

  106. Sebenernya, bukan masalah “perawan atau tidaknya”, yang jadi masalah adalah: dia menjadi tidak perawan karena hal2 yang dilarang.

    Kalo dia udah g perawan, karena udah pernah nikah sebelomnya, kan ndak masalah to?

    Buat co juga seharusnya berlaku hal yang sama. Kalo dia eman udah pernah “gituan” secara tidak Hak, ya jangan nuntut keperawanan dunk.. ya to?
    😀

  107. Humm…selagi kita masih melihat dlm kacamata jati-diri kita sendiri (ce / co), sudut pandangnya ga akan jernih…menurut gw, sgt bisa dimengerti kalo co ga akan hargai ce yg udh ga virgin. kita ga perlu bilang co jg ga dijamin perjakanya / “masa cinta kalah oleh fisik ? “…..itu membela diri namanya….krn jelas2 itu salah & resiko buat kita kaum ce (ga pasti jg khan itu ce itu br pertama kali atau udh yg ke…, kecuali bisa buktiin bkn krn ML/co yg pertama asshole).simpati sih iya buat ce yg ditinggal conya after not virgin, tp bkn alasan bela diri krn harus tetap hidup dan ingin ttp dihargain co. itu emang lambang suci lahir bathin…yah. hope for the best aja…gw akan ngerti koq kalo even co itu bener cinta ma istrinya yg udh ga virgin, si suami ga akan bisa hargai istrinya scr normal selamanya…but for u guys, tolong hargai ce kalo emang loe yg unvirgin ce itu ….

  108. untuk keperawanan memang itu yg pertama untuk menilai cewek tapi bukan yg utama, knapa cowok menilai cewek dari keperawanannya bukan dari kecupuannya untuk mengenal cowok? karena lelaki tak memandang lagi berapa kali seorang cewek memiliki cowok dan dah berapa kali melakuka “petting” karena kalo itu diketahui bakal ga ada artinya tu cewek. oke back to basic intinya karena sicowok sangat memerlukan sekali yg namanya kesetiaan dari si cewek untuk mengarungi bahtera keluarga laen klo cuma buat seneng2 pacaran aja. yah mungkin sudah hal umum untuk mendapatkan rasa kepercayaan kesetiaan dari si cewek tuh dari keberhasilannya mempertahankan “KEPERAWANANNYA” jadi klo kita bisa terima seorang wanita yg ga perawan akibat= kecelakaan beraktifitas, pemerkosaan dan karena hal yang tidak ia ketahui penyebabnya” karena ada yg terlahir tanpa keperawanan maka kita adalah seorang lelaki pejuang kita sama saja berjihad mengangkat derajat seorang wanita tapi kalo kayak cerita diatas yg merelakan keperawanannya melalui seks bebas diluar nikah ya pikir2 dulu deh daripada rumah tangga ga bahagia sehingga menyiksa semuanya. kalo mmg dah bisa terima apa adanya kmu termasuk lelaki yg “TOP” BATMAN 4ever deh

  109. Yang mmbedakan cuma proses bro, legal atao ilegal?? just that. Soal rasa sama aja kayaknya heheh. Aku ga masalah jikapun dapat seorang janda yang cerai atau ditinggal mati…. Cuma Prosesnya broo yg melanggar aturan yang punya alam semesta ini….

  110. Memang iya, tapi saya disini memberi pendapat dengan blak-blakan aja, ya biar lebih ngerti, Si Gadis kalau sudah tidak perawan lagi, karena sebelumnya dia sudah melakukannya dng lelaki sebelum menikah, si gadis tersebut sudah memberikan semuanya kepada lelaki, dari hatinya yang paling dalam, maupun dari hati yang memang sudah tulus, kalau si pria sudah tidak perjaka lagi, sebelum menikah, di melakukannya dengan otaknya/pikirannya dan bukan dengan hatinya,tu lah bedanya pria dan wanita, dan knapa lagi, pria bisa memilih wanita janda ketimbang wanita yang tidak perawan sebeum menikah. Beda lagi kalau wanita tersebut di perkosa, mungkin masih bisa di pertimbangkan dan itu harus ada sangsi yang kuat, pria bisa menerimanya, karena memang status sijanda sudah dimaklumi, dan lebih singkatnya, Wanita tidak perawan melakukannya dengan hati, Pria tidak perjaka melakukannya dengan Otak,berpikir dengan alat kelaminnya. Semoga bermanfaaf.

  111. aq setuju bgt mas ..
    jujur aj aq jg dah ga prawan
    dan jujur jg dgn ksalahan yg dah tjdi aq sring takut buat yg namanya berhubungan dengan cwo
    aq jg suka takut membayangkan sebuah pernikahan
    dan berpikir, ap msh ad yg ma dgn aq

  112. Posting menarik…

    Bagi orang2 yang percaya Tuhan : Berzina itu dosa.

    Bagi orang2 yang tidak percaya Tuhan : Berzina itu tidak apa-apa bagi mereka..karena hidup mereka BEBAS dari norma agama..

    sebuah kemelut etika yang terjadi di masyarakat.

    Mari kita bicara “Melepas Keperawanan secara perilaku seksual” , bukan keperawanan yang lepas secara aktivitas diluar perilaku seksual.

    fenomena lepasnya keperawanan lebih cenderung terjadi karena ingin melampiaskan hasrat seksual demi “menyempurnakan sentuhan bercinta”..

    Ketika sudah menemukan enaknya, muncullah sebuah dampak, yaitu : seseorang mulai meletakkan sebagian kebahagiannya diatas “alat kemaluannya”….

    Apabila dampak tersebut terjadi maka kelanjutannya adalah : seseorang akan “TERBIASA mencari kepuasan seksual” dengan pasangannya…..

    karena dengan “memanjakan alat kemaluannya” dapat membuat ia Bahagia…

    Nahh, Apabila seseorang mendapatkan pasangannya sedang tidak bisa “melayani hasrat seksnya”, atau “sudah mulai menjenuhkan”…maka tidak tertutup kemungkinan, rasa lapar dan haus seks-nya itu tetap harus dipenuhi…

    Mengapa demikian ?
    karena seks sudah menjadi kebiasaannya…

    dan akhirnya seseorang itu akan mencari kepuasan seksual dengan orang lain yang BUKAN pasangannya…mungkin dengan “jajan”, atau dengan “berselingkuh”…(berhubung dia sudah terbiasa merasa BEBAS dari belenggu doktrin2 dan norma2 agama…)

    karena apa ? karena orang itu telah “meletakkan sebagian kebahagiaan-nya diatas kemaluannya”…jadi BILA DIA TIDAK BAHAGIA, MAKA DIA AKAN MENCARI DIMANA KEBAHAGIAAN ITU BERADA…

    Maka rambu-rambu agama mengenai larangan berzina itu benar adanya, dan masuk akal. Memang nafsu seksualitas manusia sudah seharusnya dibatasi, tidak boleh BEBAS diluar jalur…dan jalur pembatasnya adalah “pernikahan”.

    Sekarang, mari kita bertanya: maukah anda mendapati istri atau suami anda, atau pacar anda tidur dengan orang lain ? kalau anda mau, maka bawa istri anda atau pacar anda kepada saya, biar saya tiduri dia…

    maukah anda mendapati anak-anak perempuan anda atau ibu, kaka, adik anda menjadi pelacur, penjual diri, karena bagi mereka : seks bisa menghasilkan uang ? bila anda mau, maka bawalah anak perempuan, ibu kakak, adik perempuan anda, biar saya bayar dia untuk melayani nafsu seks saya.

    Maka, sekali lagi, nafsu seksualitas manusia perlu dibatasi, untuk menghindari penghambaan manusia terhadap nafsu seks…supaya manusia bisa mengontrol rasa lapar dan haus seks, yaitu hanya sebatas dengan pasangannya YANG TERIKAT JANJI SETIA dengannya…

    dan batasan itu sekali lagi adalah “pernikahan”, karena tujuan dari pernikahan adalah “pengikatan janji setia”, yang disaksikan dan direstui oleh keluarga dan orang tua.

    walau memang dalam pernikahan pun juga ada resiko perceraian, tetapi setidaknya, usaha untuk memenuhi janji setia itu di-support oleh keluarga, sahabat, dan kerabat-kerabatnya..

    maka, kembali lagi ke inti pembicaraan, sebaiknya jagalah keperawanan dan keperjakaan sampai pada hari pernikahan..

    supaya seks tidak menjadi sebuah kebiasaan dan gairah KEBEBASAN hidup…kecuali jika anda tidak percaya agama, maka hidup anda BEBAS, tiada yang mengatur…namun apabila terjadi apa-apa setelah hari kematian anda, maka anda sendiri yang menanggung resikonya nanti…

    kecuali jika khilaf, maka yang sudah terjadi biarlah terjadi, kemudian, mulai melakukan perbaikan akhlak, yaitu : membelenggu nafsu seksnya (yang sudah terbiasa dilampiaskan) hingga tiba hari pernikahan…

    akhir kata,
    untukmu kehidupan dan kematianmu.
    dan untukku kehidupan dan kematianku.

    dan tunggulah apa yang akan terjadi setelah kematian…tunggulah..saya pun tidak bisa menjawabnya skrg…tunggulah…para pezina..tunggulah…

    silahkan pilih apa yang dikehendaki dalam hidup ini. karena UJIAN hidup ini adalah : memilih.

    sekian.

  113. Masalah’a bkan Msh or Ga’a.. tp KNP..??
    ——————————————————-
    Semua emg hrz fair..
    u/ yg dah pernah “nyicip” (dgn segaja) hrz siap u/ bs nerima pendamping yg mgkn dah “ga” lg..
    ga ush b’laga suci dgn mencari yg “Msh suci” smentara org tu sendiri ga bs m’jg “kesucian” diri’a..
    semua tu ad resiko’a..
    ga bs lo lupain masa lalu lo sementara lo mengungkit masa lalu’a..
    but, ini cm pemikiran gw aj, semua kembali pd pribadi msg2 yg ngejalaninnya..
    u/ cwe2, keep ur virginity.. we r eastrn..
    u/ cwo2, open ur mind.. we r d’ logical..
    jadilah org yg bijak..

  114. Menurut aku adalah siwanita juga yang salah, kenapa dengan mudahnya hanya dengan iming-iming akan dinikahi mereka rela keperawanannya mereka diambil sama laki-laki yang belum tentu menjadi suami mereka. Gak fair juga selalu menyalahi laki-laki dalam hal ini, karena perbuatan itu dilakukan oleh dua orang yang setuju untuk melakukan hal itu. Makanya jadi wanita jangan cepat-cepat percaya dengan semua laki-laki, yang nyesal kalian juga nanti, atas nama cinta kalian wanita dengan senang hati memberikan punya kalian yang paling berharga, kalo sudah terjadi kalian juga yang susah, sampai klimaks kalian wanita-wanita bisa-bisa mengambil jalan pintas. Sekali lagi jangan terlalu percaya dengan bujuk rayu laki-laki, Karena pada dasarnya laki-laki pada umumnya seperti itu, itu adalah sifat alamiyah laki-laki

  115. di indonesia memang keperawanan mudah didapatkan. aduh, betapa murahnya cewek indonesia!

  116. menurut w sich sama2 salah…
    klo cwo sich kesaalahannya g ic mengatur birahi..
    dan mengakibatkan org menderita..
    jika smua cwo di dunia ini ic mengatur birahi pasti cwe g ad yg hamil diluar nikah…
    klo cwe sich krena g hny pcy ma cow..
    hny dgn iming2 kata2 mw nikah ajha udh percaya…
    sama keq anak kecil hyn dgn iming2 permen udh mw diajak pg ketempat lain2
    klo smua cwe tegas pasti cow jg takut..
    mana ad cow yg g tkt ma cew..
    klo cow g tkt ma cew artinya cow itu bukan gentlemen..
    tpi womemen

  117. bag diri q perwan itu gk lah terlalu penting…..yang penting dy bsa nerima semua kekurangan kita……..dari pad dia perawan tpi dy gk perduli dengan semua kekurangan kita………
    ku….cari seribu jalan untuk lari dan aq selalu berhenti di titik yng sama,aq mencari surga tapi aq tak menemukan nya…..malh neraka yang aq temukan,sedih bosan dengan semua realita iti2 asja,aq juga bosanmenjadi berbeda ap lagi untuk sama, aq hampa,kesal bukan berarti hati dan jiwa ini tak penuh asa,aq ingin sendiri saja atau bertiga dengan tuhan dan cinta,jangan tanya kenap aq harus lari……………………….?

  118. entah nasibq bagaimana, ak hanya tinggal menunggu waktu, ak pernah diperkosa pacarq, ak benar2 depresi krn malu utk b’cerita dgn siapapun, ak hanya anak tunggal yang sudah yatim, ak hanya tinggal b’sama ibuq, ak takut ibuq sedih saat mengetahui ap yg telah tjd padaq, ak memilih bertahan dengan pacar yg telah memperkosaq sampe saat ini, krn ak takut ga da lg cow yg bkal mo menerimaq dgn keadaanq yg sekarang,pacarq inipun mulai semena-mena denganq, memukuliq, selingkuh, n ak gk bs berbuat ap2, krn ak merasa sdh tdk lg berharga, penyesalan demi penyesalan yg bs kurasakan, knp dulu ak mau menerimany jd pacarq,namun penyesalan gk kan b’arti ap2,ak hanya bs meratapi nasibq yg sangat buruk ini, krn ak tllu takut meyakiti hati ibuq klu suatu saat nanti ibuq tau ap yg sebenarny telah tjd dgnq…belumlah sembuh luka hatiq, ternyata ortu pacarq gk menyetujui hub kami krn kami beda agama, ortu pacarq tdk akan merestui klu ak tidak ikut sejalan dgn pcarq, smntara hatiq tdk ad keinginan utk hal itu, ak jg menjaga perasaan ibuq,bagaimana nti klu ibuq tau klu ak hrs mengikuti jalan keyakinan yg dianut pacarq, pacarq sangat takut dengan ayahnya, ak yakin,dia akan mengikuti saran ayahnya dan meninggalkanq…setelh itu, ak akan masuk daftar cewek2 yg dianggap rendah oleh masyarakat

  119. hemmm……………

    jaga kesucianmu ya .. (Iya pak)

  120. persetan dengan hak asasi manusia !!!

    jangan larut dalam pemikiran zionist!!!

  121. emmm…numpang cerita
    gw pernah nemu seorang cewek..cantik bgt…!!
    tiba2 dy menghilang selama 4 bulanan gtu……………

    usut punya usut,,,diguna-guna,,truss di bawa lari…setelah itu dijual sana sini…mungkin udah banyak cow yg make dy….sampai akhirnya dy sakit komplikasi….

    nah….penculiknya takut….akhirnya dibuang deh caw itu di jalan…..ditinggal….akhirnya keluarganya nemuin tuh cewek dalam keadaan yg mengenaskan dan shock berat…sampe cew itu g bisa ngomong selama seminggu lebih…..

    bner2 mukjizat….tuh cew sembuh…

    tp dy takut g da cow yg mau ma dy……krn dy g perawan….sedangkan dy hanya korban, tp dy nanggung malu….hebatnya tuh cewek berusaha tegar dan menghadapi musibah ini secara positif…
    hingga akhirnya Tuhan ngasih mukjizat lagi….mungkin balasan karena ketabahannya….

    akhirnya cewek itu menikah…..

    pesen q….tetep brusaha jd orang baik…..Tuhan g mungkin mencoba di luar batas kemampuan kita….karena Tuhan selalu sayang sama kita…..virgin or not…..g masalah!!!yg penting qt berusaha untuk selalu di jalanNya…

  122. Keperawanan yang hilang diluar pernikahan ….. !!!!!
    itu sangat itu sangat menyayangkan, karena kesucianya sudah hilang
    dan masalah kesucian hati… bisa di bandingkan kalau dari fisiknya aje udah tidak suci apalagi hatinya……..

    lain lagi kalau karena kecelakaan/musibah…………..
    semua orang tidak ada yang menginginkan musibah.

  123. jujur z w dah gak perawan,,,,,pi sumpah demih Allah saya g pernah ML ma cowok-cowok q…ni karena kesalahan diwaktu kecil yang tak pernah saya tau akibatx..karna kesalahan ni w terpukul dalam hidup dan gak pernah ngerasa tenang sampai gak berani deket ma temen-temen cowok karna pernah di bilang gak tau malu ketika smp…karna to prestasi w menurun dan hidup berantakan pi Alhamdulillah tidak pernah mlakukan pergaulan bebas……karang w dah wisuda dan bekerja sebagai guru,,,,w sedih bnget alx w dah berusaha jujur ma cowok yang w syang dan mencertakn sebenarx pi dia g mau nrima saya apa adax…pdhal sya dah mau serius ma dya…tolong donkz kasih motivasi ke aku biar lebih tegar…..

  124. Dear Extramusmilitis..
    Pertama2 yg hrs Anda pahami adalah.. bahwa setiap manusia itu memiliki prinsip ( Gaya hidup & perspectif ) yg berbeda2.. jd secara otomatis nuansa pilihan & kebutuhannya pun jg
    jd Berbeda2.. Dan ini syah2 aj.. selama itu Bukan tindakan kriminal.. jg hargailah sebuah perbedaan..kalo kita emang mengaku sbgai org yg open-minded..
    Jgn samaratakan semua org hrs seperti Diri kita..
    Kalo Anda TDK masalah jika seandainya calon istri Anda pernah Di tiduri Beberapa pria sebelum Anda..yahh.. silahkan nikahin dia dgn baik…TDK ada yg ngelarang kok..
    Tapi situasinya bisa aj berbeda utk pria lain..

    Menurut perspective Anda diatas..
    bhw keperawanan itu = semata2 hanya masalah fisik ( selangkangan / selaput Dara ) Saja.. sehingga TDK ada beda Rasa Sama sekali ama yg msh perawan..
    Yahh..saya hargai perspective Anda & org2 yg sepemikiran dgn Anda..

    Tapi Anda jg hrs tau bahwa d seberang sana ada org2 yg berbeda perspective Dari org2 seperti Anda..
    Bagi mereka keperawanan itu TDK hanya sebatas selaput Dara.. tapi lebih kpd akhlak Dan kesadaran Akan pilihan hidup yg Di pilih si cewek tsb..itulah intinya..

    Bagi Seorang pria perjaka ( anti free-sex ) yg keberatan akan ketidakperawanan calon istrinya itu Belum tentu krn dia itu TDK baik..TDK tulus..tdk sayang pd s cewek… apalagi bajingan.. jd jgn nge-judge sepihak..sblm kita tahu permasalahkan nya..krn itu Sama sekali Bukanlah tindakan yg dewasa..
    Ini Bukan masalah kultur Timur ato barat..tp ini lebih kpd masalah RASA..
    Ini juga Bukan masalah krn dia bakal TDK mendapatkan selaput dara / darah perawan istrinya ketika mlm pertama pernikahan dia nti..
    Tapi ini lebih kpd..
    1. Pengalaman s cewek bugil Dan ML dgn satu ato lebih pria sblm dirinya dgn segala Gaya & posisi..DLL.
    2. TDK ada jaminan klo s cewek TDK Akan teringat lg kpd pengalaman2 ‘ indah’ nya bersama mantan2nya dulu ketika tengah ML dgn suaminya nanti. Sementara s pria perjaka TDK punya pengalaman apapun tentang itu..

    Nahh.. saudara Extramusmilitis..sejauh yg saya pelajari..Dua hal utama diataslah yg membuat Pria2 anti free-sex ini jd gelisah & merasa TDK nyaman.. ibarat kata org yg TDK pernah makan sambel lalu tiba2 d jejelin sambel Di mulutnya.. yahh pasti reject lahh..padahal Rasa nyaman sangat d butuhkan utk memulai suatu hubungan..klo TDK nyaman..walopun kita sayang pasangan kita tsb..tetap Saja rasanya Akan jd hambar.. klopun d paksakan.. Akan menjadi bencana ntinya..
    nahh.. makanya kita hrs menghargai perasaan & pilihan mereka ini..lagipula hal ini Bukanlah sebuah kejahatan ato melanggar undang2..

    Lain halnya dgn para pria penganut/mantan penganut free-sex.. kebanyakan Dari mereka biasanya TDK Akan mempermasalahkan klo calon istrinya itu ud nggak perawan lg krn pernah zina d masa lalu.. malah beberapa Dari mereka ada yg sengaja utk mencari calon istri yg udah pengalaman.. agar bisa mengimbangi nya nantinya..
    Nahh.. jd Anda jg hrs memahami hal ini..
    Semoga bermanfaat..
    Trims

  125. Kalo cewek soleha / baik2 itu adalah korban perkosaan sihh.. biasanya nggak d permasalahkan Sama sekali.. malah Akan Di Bela kalee..
    TDK perawan = Uda pernah ML ama cowok suka ama suka..
    D perkosa Bukanlah suka ama suka.. jd msh bisa Di anggap perawan walopun selaput daranya Uda ilang..
    Tp ati2 ..Banyak jg cewek yg cuma ngaku2 pernah diperkosa..padahal mau ama mau..

Tinggalkan Balasan ke probo hindarto Batalkan balasan